Market

Khawatir Inflasi Tinggi, Kenaikan Harga BBM Tak Kunjung Diumumkan Jokowi

Terkait rencana kenaikan harga BBM subsidi, Presiden Jokowi naga-naganya masih galau. Jangan-jangan tak jadi naik lantaran khawatir inflasi tinggi.

Wakil Direktur Indef, Eko Listiyanto bilang, inflasi sangat bergantung besaran kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Kalau angkanyanya moderat, dia meyakini, inflasi masih bisa terkendali.

“Kalau naiknya moderat, antara 25 persen hingga 30 persen, menurutku inflasi masih bisa single digit. Atau sekitar 7,25 persen di September. Selanjutnya akan turun secara perlahan. Intinya bisa terkontrol,” papar Eko kepada Inilah.com, Jakarta, Jumat (2/8/2022).

Akan berbeda kalau Presiden Jokowi mengerek naik harga BBM subsidi di atas angka moderat, apalagi hingga 100 persen. Atau sesuai harga keekonomian. “Kalau naiknya di atas hingga 100 persen, atau ke harga keekonomian, maka inflasi dipastikan double digit. Ini baru yang mengkhawatirkan,” tuturnya.

Kalau jadi dinaikkan, kata Eko, pemerintah juga harus melakukan pembatasan atas kuota BBM subsidi. Jangan sampai pembeliannya dibebaskan karena bakal kembali merongrong APBN. “Pilihannya naik moderat, ini pun perlu disertai penghematan atau pembatasan kuota (BBM subsidi),” ungkapnya.

Saat kunjungan ke Kepulauan Tanimbar, Maluku, Jumat (2/9/2022), Presiden Jokowi mengaku baru menerima hasil kalkulasi harga terbaru dari BBM subsidi, yakni Pertalite dan Solar. Harga baru BBM subsidi ini merupakan hasil dari kalkulasi dari pemerintah menyikapi kenaikan harga minyak dunia. “Untuk (harga) BBM-nya semuanya masih dikalkulasi dan hari ini akan disampaikan kepada saya mengenai hitung-hitungan dan kalkulasinya,” kata Jokowi.

Hanya saja, mantan Wali Kota Solo dan Gubernur DKI Jakarta ini, masih belum terbuka, apakah harga BBM subsidi jadui naik, atau malah batal. Sempat beredar kabar bahwa Pertalite akan naik dari Rp7.650 menjadi Rp10.000 per liter. Sedangkan Solar naik dari Rp5.150 menjadi Rp7.200 per liter.

Saat ini, dia bilang, pemerintah sudah mulai menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) subsidi BBM sebesar Rp600.000 untuk empat bulan. Pemberian BLT ini harapannya bisa meningkatkan daya beli masyarakat di tengah situasi ekonomi saat ini. “Tadi diserahkan untuk 2 bulan di depan sudah diserahkan ya untuk Kabupaten Kepulauan Tanimbar provinsi Maluku ini di Saumlaki ya dan kita harapkan dengan suntikan BLT BBM ini daya beli masyarakat bisa terjaga dengan baik,” jelas Jokowi.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button