Kanal

Ketum PP Aisyiyah Dorong Perempuan Jadi Lokomotif Ekonomi Keluarga

Ketua Umum PP Aisyiyah, Dr Siti Noordjannah Djohantini menegaskan, PP Aisyiyah memiliki sejumlah program unggulan yang mendukung kiprah perempuan dalam menyelamatkan perekonomian keluarga di kala pandemi COVID-19.

“Ketika ada bencana (COVID-19), posisi perempuan yang paling rentan. Namun selalu menjadi tumpuan dalam menyelamatkan perekonomian keluarga. Sehingga perlu kita dorong untuk bisa terus maju,” papar Siti dalam seminar nasional secara virtual bertajuk Moderasi Indonesia untuk Dunia: Peran Strategis Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam Mendukung Kepemimpinan Indonesia di Tingkat Global, Senin (15/11/2021).

Dia menerangkan, PP Aisyiyah menginisiasi program Bina Usaha Ekonomi Keluarga. Yang disasar adalah UMKM perempuan di daerah. “Di level cabang atau ranting, kita punya program Bina Usaha Ekonomi Keluarga, menyasar usaha kelas bawah. Saat ini, sudah terbentuk 3.435 Bina Usaha Ekonomi Keluarga,” ungkap istri Ketum PP Muhammadiyah, Dr Haedar Nashir itu.

Selain itu, lanjut Mbak Nunung, sapaan akrabnya, PP Aisyiyah menginisiasi program Sekolah Wira Usaha Aisyiyah di berbagai daerah. Banyak peserta milenial dalam kegiatan ini. Ada pula Gerakan Lumbung Hidup Aisyiyah. “Untuk Gerakan Lumbung Hidup Aisyiah, kami canangkan 5 juta perempuan menanam. Termasuk memelihara pangan seperti ikan, itik, ayam dan sebagainya,” ungkapnya.

Menurut dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini, PP Aisyiyah sadar betul bahwa perempuan pelaku UMKM harus didorong naik kelas. Untuk itu, PP Aisyiyah aktif memberikan bantuan konkrit dan pelatihan guna peningkatan kapasitas, permodalan, jaringan dan digitalisasi.

Melalui 465 Koperasi Aisyiyah yang tersebar di seluruh Indonesia, kata dia, perempuan pelaku UMKM digembleng untuk maju. Baik yang syariah maupun konvensional. “Koperasi Aisyiyah berhimpun banyak UMKM. Dan UMKM perempuan menjadi prioritas, karena merekalah yang terdampak,” ungkapnya.

Tak hanya berkutat soal ekonomi perempuan, kata Mbak Nunung, PP Aisyiyah juga concern masalah kesehatan. Saat ini, Aisyiyah memiliki 47 unit rumah sakit dan 265 klinik. Program memerangi stunting, pencegahan kematian ibu dan anak, terus dijalankan. “Semuanya melibatkan perempuan relawan Aisyiah. Termasuk memerangi TBC di Indonesia, Aisyiyah sudah 17 tahun berjibaku,” paparnya.

Sektor pendidikan dini yang menunjang kualitas sumber daya manusia (SDM), kata dia, juga menjadi perhatian PP Aisyiah. Sejak 1919 hingga kini, berdiri lebih dari 15 ribu PAUD dan Taman Kanak-kanak. “Kalau universitas ada tiga. Universitas Aisyiyah Yogyakarta, Surakarta dan Bandung,” ungkapnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button