Market

Ketegangan Rusia-Ukraina Dongkrak Harga Minyak ke Tertinggi 7 Tahun

Pada Senin (14/2/2022) pagi, harga minyak naik di perdagangan Asia, menyentuh level tertinggi dalam lebih dari tujuh tahun. Ini lantaran kekhawatiran bahwa kemungkinan invasi Ukraina oleh Rusia dapat memicu sanksi dari AS dan Eropa. Begitu juga dengan ekspor energi dari produsen utama dunia yang berpeluang terganggu.

Perdagangan minyak mentah berjangka Brent berada di 95,73 dolar AS per barel pada pukul 01.09 GMT, melonjak 1,29 dolar AS atau 1,4 persen, setelah sebelumnya mencapai tertinggi intraday di 95,91 dolar AS.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS terangkat 1,49 dolar AS atau 1,6 persen. Posisinya menjadi 94,59 dolar AS per barel. Angka ini melayang di dekat tertinggi sesi di 94,92 dolar AS.

Komentar dari Amerika Serikat tentang serangan segera oleh Rusia di Ukraina telah mengguncang pasar keuangan global.

Rusia dapat menyerang Ukraina kapan saja dan mungkin membuat dalih mengejutkan untuk melakukan serangan, kata Amerika Serikat, Minggu (13/2/2022).

“Jika pergerakan pasukan terjadi, minyak mentah Brent tidak akan mengalami kesulitan reli di atas level 100 dolar AS,” kata analis OANDA Edward Moya dalam sebuah catatan.

“Harga minyak akan tetap sangat fluktuatif dan sensitif terhadap pembaruan tambahan mengenai situasi Ukraina.”

Investor juga mengamati pembicaraan antara Amerika Serikat dan Iran untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015.

Namun, seorang pejabat senior keamanan Iran mengatakan pada Senin bahwa kemajuan dalam pembicaraan menjadi “lebih sulit”.

Di Amerika Serikat, harga minyak yang kuat mendorong perusahaan energi untuk meningkatkan produksi sehingga mereka menambahkan rig minyak terbanyak dalam empat tahun pekan lalu, perusahaan jasa energi Baker Hughes Co mengatakan pada Jumat (11/2/2022).

Back to top button