News

Kemenkes Soroti Masalah Ketersediaan Obat di Maktab untuk Jemaah Haji


Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro Susilo menyoroti ketersediaan obat di maktab-maktab dalam penyelenggaraan ibadah haji 2024. Sebab, kata dia, apabila obat di maktab habis maka akan memerlukan waktu untuk menambah stok karena terbatasnya akses transportasi.

“Jadi, kalau ada teman-teman di maktab yang agak jauh dari pos kesehatan, kalau obatnya kurang, dia mau mengambilnya lagi agak membutuhkan waktu,” ujar Liliek saat meninjau posko kesehatan haji di jalur Jamarat, Mina, Arab Saudi, Selasa (18/6/2024).

“Itu yang kadang-kadang membuat ketersediaannya di waktu pas mepetnya itu, jadi seolah-olah langka,” tambah dia.

Menurut Liliek kasus gangguan kesehatan saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada tahun ini relatif lebih rendah jika dibandingkan tahun sebelumnya.

“Alhamdulillah, kalau dibandingkan tahun lalu jauh ya. Tahun ini lebih soft dan kalau kita lihat dari jemaah haji yang sakit juga tidak banyak,” ujar Liliek.

Namun Liliek tidak merinci angka perbandingan antara tahun lalu dengan saat ini. Ia hanya mencontohkan kapasitas tempat tidur di pos kesehatan di Mina masih tersedia.

Dari 20 tempat tidur yang disediakan, baru terisi 15 orang yang saat ini tengah menjalani perawatan.

“Kami ke sana ada 20 bed, lima bed nganggur tuh. Jadi, itu kan indikator bahwa alhamdulillah jemaah kita lebih sehat, lah, dibandingkan tahun sebelumnya,” katanya.

Dia juga memastikan ketersediaan obat di tiap-tiap pos kesehatan di jalur Jamarat serta di KKHI. Dari kapasitas obat yang dibawa, kurang dari 50 persen yang sudah terpakai.

“Dari kapasitas yang kita bawa, belum 50 persen yang kita pakai, jadi stoknya masih banyak,” ucapnya.

Back to top button