News

Keluarga Besar Sampaikan Permintaan Maaf Arifin Panigoro untuk Semua

Mewakili keluarga, Hilmi Panigoro menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak atas doa dan dukungan selama Almarhum Arifin Panigoro menjalani perawatan di Amerika Serikat.

“Kami keluarga besar Bapak Arifin Panigoro dan Medco Group berterima kasih atas bantuan dari semua pihak dan pekerja atas dukungan dan doa selama beliau dirawat. Mohon dimaafkan apabila ada kekhilafan selama beliau beraktivitas selama ini,” ujar Direktur Utama PT Medco Energi Internasional Tbk Hilmi Panigoro yang merupakan adik kandung Arifin Panigoro itu di Jalan Jenggala I No 2, Selong, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (28/2/2022).

Dia menerangkan, Arifin Panigoro yang dikenal sebagai pendiri Medco Group, meninggal dunia pada Senin, 28 Februari 2022 di Rochester, Minneapolis, Amerika Serikat.

Arifin Panigoro yang dikenal sebagai politisi senior, mantan anggota PDI Perjuangan yang kemudian mendirikan PDP, menghembuskan nafas terakhirnya setelah mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit tersebut.

Sampai berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak keluarga mengenai kapan waktu pemakaman sekaligus tempatnya. Lantaran jenazah masih berada di AS, diperkirakan perlu waktu dua hari.

Arifin Panigoro yang lahir pada 14 Maret 1945 di Bandung ini, merupakan pendiri dan pemilik Medco Group yaitu perusahaan energi dan pertambangan yang berdiri sejak 1980 di Indonesia. Arifin yang juga alumni ITB ini menjabat anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).

Anggota Wantimpres, Sidarto Danusubroto menyampaikan rasa duka yang mendalam. Dia bilang, Arifin kemungkinan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata. Karena Arifin adalah penerima Bintang Mahaputera yang disematkan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu.

Selain dikenal sebagai tokoh politik senior dan ekonomi, Arifin punya concern terhadap pemberantasan tubercolusis di Indonesia. Arifin terpilih sebagai ketua Stop Tubercolusis Partnership Indonesia, berhasil menarik Presiden Joko Widodo untuk lebih peduli akan penyakit tersebut.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button