News

Kedelai Mahal ‘Dimakan’ 5 Miliar Babi China, Pembisik Mendag Lutfi Dipertanyakan

Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan mempertanyakan siapa pembisik Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi terkait data 5 miliar babi ternak di China memicu mahalnya kedelai impor.

Anthony mempertanyakan Mendag Lutfi yang menyebut kenaikan harga kedelai di pasaran dunia, lantaran tingginya permintaan China untuk pakan ternak babi yang berjumlah tak kurang dari 5 miliar ekor. Melalui akun twitter pribadi @AnthonyBudiawan, dikutip Senin (21/2/2022), Anthony menuliskn sejumlah data. “Siapa nih kasih data menyesatkan Mendag? Jumlah babi di China hanya 406 juta, bukan miliaran.”

Selain itu, dia menyatakan bahwa jagung merupakan bahan utama pakan babi. Dan, kedelai dari dulu bagian dari pakan babi. “China mulai mengurangi kedelai dari pakan babi,” tulisnya.

Ihwal kedelai mahal karena China perlu untuk pakan babi yang jumlahnya miliar, mamang pernah disampaikan Mendag Lutfi. Dia bilang, babi di China semula memang tidak makan kedelai. Namun kemudian ada perubahan, babi diberi pakan kedelai.

Celakanya lagi, menurut Mendag Lutfi, jumlah babi ternak di negeri Tirai Bambu itu, kurang lebih 5 miliar ekor. “Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan China itu, makan kedelai,” katanya.

Dia juga menjelaskan bahwa kebutuhan kedelai di Indonesia, mencapai 3 juta ton per tahun. Sementara budidaya dan suplai kedelai dalam negeri hanya 500 hingga 750 ton per tahun. Masih kurang 2,25 juta ton.

Mau tak mau, keran impor kedelai perlu dibuka lebar-lebar. Sayang, harga kedelai impor tinggi sekali. Dampaknya, kini, perajin tahu dan tempe di tanah air mengeluh. Mereka pun mencanangkan mogok produksi selama tiga hari, mulai hari ini.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button