News

Kasus Tewasnya Ajudan Irjen Ferdy Sambo Sudah Keruh Sedari Awal

Kamis, 14 Jul 2022 – 02:32 WIB

Ferdy Sambo Bersama Brigadir J - inilah.com

Ferdy Sambo Bersama Brigadir J

Penanganan kasus tewasnya ajudan Kadiv Propam Ferdy Sambo, yakni Brigadir J atau Nopryansah Yosua Hutabarat di rumah dinas Kadiv Propam Ferdy Sambo, akhir pekan lalu, hingga kini belum menemui titik terang. Konferensi pers gabungan bentukan Kapolri Listyo Sigit Prabowo, pada Rabu (13/7/2022) malam, hanya memberi penjelasan normatif terkait giat olah TKP dan tidak memberi kepastian siapa pelaku dan motif insiden saling tembak polisi di rumah dinas Sambo itu.

Insiden berdarah ini sudah keruh dari awal. Betapa tidak, Brigadir J, tewas pada Jumat (8/7/2022) sore namun kasusnya baru terungkap pada Senin (11/7/2022). Adanya jeda waktu panjang mempertebal kecurigaan terjadinya rekayasa dalam konstruksi dan kronologi kasus yang disampaikan Karopenmas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan pada malam harinya.

Sehari kemudian Kapolri Sigit baru merespons dengan membentuk tim gabungan di bawah tanggung jawab Wakapolri, Gatot Eddy Pramono. Seolah mau mengoreksi penyidikan awal yang diklaim telah dilakukan Polres Metro Jaksel.

Tim belum mampu menjawab riuhnya kejanggalan-kejanggalan yang muncul  mengiringi kasus ini. Dimulai dari luka-luka mencurigakan di tubuh korban, latar pelecehan yang dialami nyonya Sambo, Putri Chandrawati, termasuk isu miring main gila dengan Brigadir J hingga memicu insiden saling tembak.

Lambannya pengungkapan sama saja melakukan pembiaran. Padahal kasus ini tidak bisa dianggap enteng. Ada polisi tewas baku tembak di rumah dinas Kadiv Propam. Irwasum Polri Komjen Agung Budi Maryoto hanya menyatakan seluruh masukan publik terkait penanganan kasus ini bakal ditampung dan tim gabungan bakal memberikan informasi yang bisa dipertanggungjawabkan.

“Semua masukan dari publik diharapkan bisa membuat terang satu per satu, nanti dikaitkan dengan fakta di lapangan, maka publik akan mendapat informasi yang dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan,” kata Agung, yang turut mempertegas tim mengedepankan metode investigasi ilmiah, saat konferensi pers.

Situasi semakin runyam karena status Ferdy Sambo masih menjabat Kadiv Propam. Tidak nonaktif. Padahal kedudukannya bisa memengaruhi kinerja tim gabungan yang didominasi unsur internal Polri dari Irwasum hingga Paminal.

Keluarga korban, sudah terang-terangan membantah penjelasan versi Polri. Pengamat menyangsikan Bharada E yang disebut ahli menembak dari Resimen Pelopor mampu melesatkan peluru dari lantai dua rumah dinas Kadiv Propam, dengan tepat sasaran, hingga Brigadir J yang berada di lantai dasar kamar Kadiv Propam terkapar.

Sebagai tamtama, Bharada E, juga diyakini tidak memiliki wewenang memegang pistol semi automatis jenis Glock 17. Siapa sosok Bharada E sesunguhnya hingga kini belum terungkap. Polri menyebut Bharada E merupakan Adv Kadiv Propam Polri sedangkan Brigadir J adalah sopir Putri Chandrawati.

Anggota Komisi III DPR, Trimedya Panjaitan, turut mempertanyakan hasil visum korban yang belum diungkap Polri. Dia juga menyoroti olah TKP yang dianggap tidak transparan. Malahan Trimedya menilai Polri dari awal seperti merancang skenario untuk memojokkan korban.

Trimedya mengakui adanya kejanggalan penanganan kasus ini. “Sudah meninggal masak harus kita fitnah lagi?” ujarnya.

Apakah kinerja tim gabungan mampu menjernihkan kasus ini? Jangan sampai publik harus bertanya pada rumput yang bergoyang.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button