Market

RUPS Pertamina Digelar Hari Ini, Nasib Nicke Ditentukan Tragedi Plumpang

Kalau tak ada aral, Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina (Persero), digelar hari ini (Selasa, 6/6/2023). Pertaruhan Nicke Widyawati akan bertahan sebagai Dirut Pertamina, atau lengser.

Sekretaris Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Hengki Seprihadi mengatakan, RUPS Pertamina cukup menarik. akan menarik, karena berkaitan dengan penilaian kinerja Direktur Utama (Dirut) PT Pertamina Nicke Widyawati.

“RUPS tahun 2023 ini akan menarik dan menjadi momentum penting, karena sebagai BUMN tidak terlepas dari persiapan Pemilu 2024 dan penilaian Prestasi Pertamina selama periode kepemimpinan Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama Holding energi ini,” jelas Sekretaris Center of Energy and Resources Indonesia (CERI), Hengki Seprihadi, Jakarta, Selasa (6/6/2023).

Dia bilang, dalam RUPS kali ini, akan menguak tentang persepsi Kementerian BUMN atas visi dan misi Pertamina, serta menilai kinerja direksi Pertamina di bawah kepemimpinan Nicke Widyawati.

“Nicke dikenal sangat piawai menjaga orkestra, berbagai kepentingan stakeholder dan misi Pertamina di bisnis energi nasional. Namun, tetap menjadi pembicaraan di publik, mengenai prestasinya sebagai pimpinan perusahaan bisnis, dibanding hanya sekedar pemangku amanat para stakeholders tertentu,” terangnya.

Hal menarik lainnya, kata Hengki, terkait pemberhentian Direktur Penunjang Bisnis Holding, Dedi Sunardi sebagai ‘tumbal’ terbakarnya Depo Terminal Bahan Bakar Mintak (TBBM) Plumpang yang merenggut 33 nyawa.

“Menteri BUMN Erick Thohir mencopot Dedi Sunardi pada 8 Maret 2023 serta menunjuk Erry Widiastono, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina sebagai pejabat sementara posisi yang kosong akibat pencopotan Dedi,” ujarnya.

Ia juga menyebut bahwa berdasarkan kabar terbaru, dua direktur PGN diberhentikan, karena dianggap melakukan kelalaian dalam transaksi LNG dengan Gunvor. 00

“Namun, hal ini juga menguak rahasia umum yang mencium bau persaingan antara Nicke dan Haryo yang sejak tahun lalu, namanya sempat beredar sebagai salah satu calon kuat menggantikan Nicke,” ungkap Hengki.

Hengki juga turut menjelaskan beberapa kejadian yang sempat menggoyang stabilitas bisnis Pertamina Holding. Di antaranya, kebakaran Depo TBBM Plumpang dan kebakaran Kilang Dumai dan Balongan. Selain itu, kecelakaan kerja yang telah menewaskan belasan pekerja di PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

“Kepemimpinan Nicke juga seolah kewalahan dalam pengembangan proyek dengan di Sub-Holding lainnya termasuk PT Pertamina Power Indonesia atau Subholding New and Renewable Energy (NRE), dengan mundurnya proyek pembangkit listrik IPP Jawa-1,” ujarnya.

“Diperkirakan akan mundur 2 tahun yang membuat IRR anjlok menjadi sekiar 6, masuk zona merah,” sambung Hengki.

Terkait kinerja keuangan Pertamina, laporan keuangannya mencatat kenaikan laba bersih sebesar US$2,05 miliar, setara Rp29,3 triliun pada 2021. Naik 95 persen ketimbang 2020 sebesar US$1,05 miliar, setara Rp15 triliun.

Terpisah, Subholding Integrated Marine Logistic PT Pertamina (Persero) yakni PT Pertamina International Shipping (PIS) memproyeksikan laba bersih perusahaan mencapai US$188 juta, atau setara Rp2,8 triliun pada 2022. Nilai laba itu tumbuh 47 persen, bila dibandingkan realisasi 2021 yang mencapai US$127,51 juta.

Sedangkan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sepanjang 2022, mencatatkan kinerja positif. Membukukan kontribusi pertumbuhan produksi migas sebesar 7 persen secara tahunan (year on year/yoy), serta laba bersih US$4.67 miliar, setara
Rp69,03 triliun.

“Lebih fantastis lagi, kinerja PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) tumbuh sepanjang 2022. Emiten yang beken dengan nama PGN ini berhasil mencatatkan laba bersih tahun berjalan yang diatribusikan ke entitas induk senilai 326,2 juta dolar AS, pada 2022,” tandasnya.

“Jika dirupiahkan, laba PGAS setara Rp 4,84 triliun dengan kurs Rp14.850 per dolar AS. Laba ini 7 persen lebih tinggi dibandingkan laba tahun sebelumnya yang sebesar 303,82 juta dolar AS,” lanjutnya.

Tentu saja, tambah dia, kinerja tersebut juga menghantarkan PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan kinerja positif untuk periode 2022 dengan mencatatkan laba bersih sebesar US$3,8 miliar atau setara Rp56,6 triliun.

Sementara itu, laporan laba PT Pertamina Patra Niaga tahun 2022 belum dirilis. “Bisa jadi menunggu hasil verifikasi dari BPK terkait total subsidi BBM yang ditanggung oleh pemerintah,” ungkap Hengki.

Untuk PT Pertamina Power Indonesia yang belakangan bertransformasi menjadi Pertamina NRE, merupakan subholding Pertamina yang bergerak di bisnis energi bersih, mencatatkan laba bersih US$31,3 juta atau setara Rp460,11 miliar di kuartal I-2023. Atau naik 38 persen ketimbang periode sama di 2022.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button