Hangout

Juventus Kalah Terus… Ada Apa Sih, Sebenarnya?

Pada awalnya, tak ada yang menyangka Juventus tak mampu berlari seperti biasanya di liga Italia. Kedatangan kembali Allegri di kursi pelatih serta transfer pemain yang cukup memuaskan, membuat Juventus diprediksi bakal mudah mendapatkan posisi capolista atau pemuncak klasemen sementara.

Namun setelah rentetan hasil buruk terus menghampiri, hal ini terlihat kembali dari mulai buruknya pertahanan Juventus kembali terekspos saat takluk dari tuan rumah Hellas Verona, 1-2, di Stadion Marc’Antonio Bentegodi, Minggu (31/10) dini hari WIB. Skuad asuhan pelatih Massimiliano Allegri ini sudah tertinggal dua gol pada menit ke-14 menyusul penampilan gemilang striker Giovanni Simeone. Ia mencetak dua gol dalam rentang waktu empat menit.

Allegri sudah mencoba segala cara, termasuk memainkan duet bek tengah veteran yang membawa tim nasional sepak bola Italia menjuarai Piala Eropa 2020, Leonardo Bonucci dan Giorgio Chiellini. Namun, hasilnya tak banyak berubah. Mereka tetap kalah seperti sebelumnya, versus Sassuolo. Saat itu Juve tampil dengan duet bek Bonucci dan Matthijs de Ligtt.

Akibat bencana barisan pertahanan, Juve kemasukan 15 gol hingga pekan ke-11 liga itu. Catatan tersebut merupakan yang terburuk sejak musim 1961-1962, menurut OptaPaolo. Saat itu Juve hanya finis di peringkat ke-12.

Sumber: (Juventus.com)
Gelandang Juventus, Juan Cudrado (kiri), menendang bola ke gawang
Hellas Verona pada laga Liga Italia, Minggu (31/10/2021) dini hari WIB
di Stadion Marc’Antonio Bentegodi, Verona. Pada laga itu, Juventus
kalah 1-2.

Musim ini Juve hanya berada di peringkat ke-9 klasemen sementara dengan 15 poin. Rekor kebobolan itu tak diimbangi dengan jumlah gol yang dihasilkan. Tim yang kehilangan sosok Ronaldo itu hanya bisa menghasilkan 15 gol sejauh ini, sama persis dengan jumlah kebobolannya.

Permasalahan lini pertahanan ini terasa aneh jika diihat dari kekuatan tim itu. Kualitas pemain bertahan Juve bisa disebut sebagai yang terbaik dan terdalam di antara tim lain. Namun, kehebatan para penjaga benteng itu tak terlihat di lapangan.

Claudio Marchisio, mantan gelandang Juve, melihat bekas timnya itu dalam masalah besar. ”Ini momen tersulit. Mereka punya banyak masalah, tapi bukan tentang kualitas individu. Tim ini kekurangan intensitas, tempo, dan determinasi, termasuk ide taktik untuk membangun serangan,” ungkapnya.

Masalah itu membuat pertahanan Juve terlihat rapuh. Seperti dua laga terakhir, versus Verona dan Sassuolo, mereka sering kali kehilangan bola di lini tengah karena kalah berduel dengan para pemain lawan. Bonucci dan rekan-rekannya kerap dipaksa menghadapi serangan balik saat belum siap.

Sumber: (Juventus.com)
Bek tengah Juventus, Leonardo Bonucci, mencoba mengarahkan rekan
setimnya, seusai dikalahkan tuan rumah Hellas Verona, 1-2, pada
lanjutan Liga Italia di Stadion Marc’Antonio Bentegodi, Minggu
(31/10/2021) dini hari WIB. Itu menjadi kekalahan kedua beruntun Juve di
Liga Italia.

Bagi Allegri, rentetan hasil buruk itu bisa terjadi karena kurangnya daya juang pemain. Mereka masih menganggap Juve sebagai tim raksasa yang tidak bisa tersentuh. Padahal, mereka punya banyak kekurangan, apalagi setelah kepergian Ronaldo. Skuad ”Si Nyonya Besar” butuh tekad bertarung lebih besar untuk bisa menang dengan mengandalkan kolektivitas.

”Tim ini punya materi bagus, tetapi Anda tidak bisa selalu menang dengan cara sendiri. Kami harus bereaksi dengan kebanggaan dan determinasi saat laga tidak berjalan sesuai rencana. Kami kekurangan gairah itu untuk bertarung. Tidak satu pun tim besar yang bisa menang tanpa menghormati lawan-lawannya,” ungkap Allegri kemudian kepada DAZN.

Allegri berharap para pemainnya segera sadar betapa berharganya bisa mengenakan seragam Juve. ”Mengenakan jersei ini tidak menjamin Anda menang, tetapi Anda harus berjuang dengan sikap yang benar untuk mendapatkan setiap poin. Kami tidak bisa kalah dalam duel tekel dan (perebutan bola) di udara terus-terusan jika ingin menang,” ungkapnya.

Musim ini Juve akrab dengan formasi 4-4-2 yang identik dengan Allegri. Namun, konsistensi formasi itu tidak diikuti susunan pemain mula. Allegri sering kali merotasi pemainnya dan mencoba pemain-pemain berbeda di sejumlah posisi.

Saat menghadapi Verona, misalnya, Allegri menurunkan duo gelandang Arthur Melo dan Rodrigo Bentancur. Kedua pemain itu mengisi tempat Manuel Locatelli dan Weston McKennie, duet gelandang pemain mula pada laga versus Sassuolo.

Rotasi pemain itu memperlihatkan Allegri belum bisa menentukan skuad terbaiknya. Saat bersamaan, timnya juga harus kembali membentuk keharmonisan bermain. Serangan mereka sering terhenti di tengah jalan karena salah umpan.

Sumber: (Juventus.com)
Pelatih Juventus Massimiliano Allegri meluapkan ekspresinya untuk
memberi semangat kepada para pemainnya saat melawan Hellas Verona pada
laga Liga Italia, Minggu (31/10/2021) dini hari WIB di Stadion
Marcantonio Bentegodi, Verona. Pada laga itu, Juventus kalah 1-2.

Tim sepak bola tersukses di Liga Italia itu hanya menempati peringkat ke-10 dalam penguasaan bola, yaitu 50,9 persen. Itu menunjukkan mereka sama sekali tidak dominan musim ini.

Di sisi lain, Allegri juga dihadapi masalah cedera pemain. Dia baru bisa memainkan Arthur sebagai pemain mula untuk kali pertama pada musim ini seusai cedera panjang. Dybala juga sempat lama bermasalah dengan faktor kebugaran tubuh.

”Allegri butuh waktu. Dia memang punya keuntungan karena sudah mengenal Juve. Namun, dia juga perlu lebih mengenal pemain yang tidak ada saat terakhir kali dia masih melatih di sini. Tugasnya kian tidak mudah karena tim ini telah tiga kali ganti pelatih dalam tiga musim terakhir,” kata Wakil Presiden Juve Pavel Nedved.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button