Market

Jurus Cuan untuk ‘Panen Raya Bersama’ di Bursa Saham

Analis memberikan beberapa petunjuk alias clue yang menjadi jurus bagi para pelaku pasar dan investor di bursa saham untuk ‘panen raya bersama’. Apa saja?

Kepada Inilah.com akhir pekan lalu, pengamat dan praktisi pasar modal Sem Susilo membagikan beberapa kata kunci sebagai berikut:

  1. IHSG Bullish

Syukurlah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil tutup positif 0,52% pada Jumat (14/1/2022). Namun demikian, penutupan tersebut belum masuk kategori solid bullish. Sebab, jumlah saham saham yang turun (292) lebih banyak daripada jumlah saham yang naik (226).

  1. Pandemi Korona

Jumlah kasus korona global masih menunjukkan tren kenaikan. Akan tetapi, cash fatality rate (CFR)-nya justru turun. Saat ini level CFR berada di posisi 0,23% daripada saat awal korona sekitar 5%. Artinya, walaupun penyebaran Covid-19 dengan varian baru Omicron masih tinggi, korona sudah bermutasi menjd virus yang lemah.

  1. Saham-saham Sektor Komoditas

Tren saham-saham komoditas semakin kuat baik di sektor perkebunan maupun sektor pertambangan. Yang tertinggal hanya emiten yang bergerak di industri perminyakan. Jika harga batu bara tetap kuat, maka saham-saham perminyakan potensial terdorong terbang. Sebab, minyak merupakan produk substitusi bara.

Oleh karena itu, pengasuh komunitas Saham Pemenang ini menyarankan kepada investor untuk mempertahankan saham-saham komoditas dan mulai menampung saham-saham perminyakan. Jangan sahamnya sudah terbang tinggi baru dikejar.

  1. Saham-saham Properti-Konstruksi

Sektor ini paling tertinggal sementara karena masih tertahan oleh lonjakan korona. Jika korona reda nanti, sektor ini memiliki potensi besar.

  1. Banyak Katalis Domestik yang Positif

Asal korona terkendali, dari domestik minim katalis negatif. Justru, katalis positiflah yang dominan, seperti banyaknya saham sehat dengan harga super murah, tax amnesty jilid II, Undang-Undang Cipta Kerja, tren kuatnya harga komoditas, UU Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (HKPD) dan korona terkendali.

  1. Pantau Ketat

Kebangkitan harga komoditas adalah kabar baik bagi ekonomi nasional. Sebab, Indonesia merupakan rumahnya sektor komoditas (produsen). Namun, harga komoditas yang terlalu tinggi akan menimbulkan beban bagi ekonomi global. Beban tersebut adalah hyperinflation dan high cost economy. Crash ekonomi pada 2008/2009 terjadi saat harga minyak mentah dunia berada di posisi US$150 per barel.

Disclaimer: Pelajari dengan teliti sebelum membeli atau menjual saham. Inilah.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor.

Back to top button