Market

Jokowi ‘Rayu’ Australia Investasi Baterai Listrik di Indonesia

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengundang Perdana Menteri Australia Anthony Albanese untuk berinvestasi di industri baterai kendaraan listrik.

Saat penutupan KTT B20, Jokowi mengatakan telah menawarkan potensi kerja sama industri baterai kendaraan listrik, mengingat Indonesia memiliki cadangan nikel dan Australia sebagai salah satu produsen litium terbesar di dunia. Dalam acara ini PM Albanese juga hadir menyaksikan pemaparan Jokowi.

Mungkin anda suka

“Tetapi saya minta kepada PM Albanese untuk litiumnya bisa dibawa ke Indonesia saja, kita bersama melakukan hilirisasi di Indonesia,” kata Jokowi di Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).

Hilirisasi industri merupakan salah satu strategi yang digiatkan pemerintah Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.

“(Ekspor) bahan-bahan mentah yang kita miliki memang harus disetop untuk mendapat nilai tambah di dalam negeri, baik itu berkaitan dengan pendapatan untuk negara dan penciptaan lapangan kerja. Dan sudah kita mulai dengan (industri) nikel dalam rangka membangun ekosistem baterai kendaraan listrik,” tutur Jokowi.

Indonesia telah mengembangkan ekosistem industri kendaraan listrik dari hulu ke hilir dengan target produksi mobil listrik mencapai 600 ribu unit dan 2,45 juta sepeda motor listrik pada 2030. Sebab Indonesia merupakan pemilik 23 persen cadangan nikel dunia.

Indonesia perkiraannya bisa mengurangi 3,8 juta ton emisi CO2 dengan pengembangan ekosistem kendaraan listrik.

Indonesia tengah memaksimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan yang potensinya mencapai 434 ribu megawatt yang terdiri dari antara lain pembangkit listrik tenaga air, tenaga angin, tenaga surya, tenaga panas bumi. Hal ini sebagai bentuk dukungan pengembangan ekonomi hijau.

“Inilah kesempatan para investor untuk menjalin kerja sama dengan Indonesia, dengan membawa investasi dan teknologi karena uangnya tidak sedikit untuk membangun ekonomi hijau di Indonesia,” kata Jokowi.

Indonesia juga telah menyiapkan lahan seluas 30 ribu hektare di Kalimantan Utara yang akan dibangun menjadi kawasan industri hijau, yang bisa memproduksi energi bersih sebesar 13 ribu megawatt dari tenaga air.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button