Friday, 28 June 2024

Jokowi: Perizinan Ruwet Buat Indonesia Ketinggalan Konser Taylor Swift

Jokowi: Perizinan Ruwet Buat Indonesia Ketinggalan Konser Taylor Swift


Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti rumitnya proses perizinan penyelenggaraan event di Indonesia yang menyebabkan negara ini ketinggalan konser penyanyi pop Amerika, Taylor Swift. Jokowi menyatakan bahwa Indonesia kalah cepat dibandingkan Singapura dalam urusan perizinan, kemudahan akses, dan pelayanan untuk mendatangkan artis internasional.

“Kita tahu, yang baru saja diselenggarakan (konser) Taylor Swift di Singapura pada Maret lalu. Diselenggarakan enam hari di Singapura dan Singapura adalah satu-satunya negara ASEAN yang menyelenggarakan itu,” kata Jokowi dalam Peresmian Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event di Jakarta, Senin.

Presiden Jokowi memperkirakan bahwa separuh dari total 360.000 penggemar Taylor Swift yang menonton konser di Singapura adalah warga Indonesia. “Apa yang terjadi kalau kita berbondong-bondong nontonnya ke Singapura? Itu ada yang namanya capital outflow. Aliran uang dari Indonesia menuju ke Singapura. Kita kehilangan uang bukan hanya untuk beli tiket, tetapi juga untuk bayar hotel, makan, dan transportasi,” ujarnya.

Konser Coldplay di Indonesia

Selain Taylor Swift, Jokowi juga menyebut rumitnya proses perizinan sebagai alasan Coldplay hanya menyelenggarakan satu kali konser di Indonesia pada November tahun lalu. Di negara lain seperti Singapura dan Thailand, band asal Inggris itu tampil hingga beberapa hari karena tingginya antusiasme penonton.

“Saya pastikan lebih dari separuh penontonnya dari Indonesia, karena di sini tiketnya baru 20 menit saja sudah habis (terjual), tetapi mau nambah tidak bisa. Kenapa? Saya tanya ke penyelenggara, karena memang urusan perizinan kita ruwet,” tutur Jokowi.

Peringkat Indonesia di Travel and Tourism Development Index

Berdasarkan data Travel and Tourism Development Index 2024, peringkat Indonesia naik dari 32 menjadi 22. Meskipun ada peningkatan, Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara Asia lainnya seperti Jepang, China, Korea Selatan, dan Singapura.

“Padahal yang saya dengar kualitas suara sound system waktu Coldplay di GBK dengan yang di sana (luar negeri), itu bagus yang di sini. Ini yang harus kita tepuk tangani. Tetapi (Indonesia) hanya dapat sehari. Inilah yang harus kita selesaikan,” kata Jokowi, menambahkan.

Jokowi menekankan pentingnya memperbaiki sistem perizinan agar Indonesia dapat bersaing dalam menarik artis-artis internasional dan mengurangi capital outflow. Dengan digitalisasi layanan perizinan, diharapkan proses perizinan menjadi lebih cepat dan efisien, sehingga Indonesia tidak lagi ketinggalan dalam menyelenggarakan event besar.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan Indonesia dapat meningkatkan daya saingnya dalam industri pariwisata dan hiburan, serta menarik lebih banyak event internasional di masa depan.