Friday, 28 June 2024

Jepang Targetkan Rp2,1 Kuadriliun dari Ekspor Industri Anime dan Game pada 2033

Jepang Targetkan Rp2,1 Kuadriliun dari Ekspor Industri Anime dan Game pada 2033


Jepang telah menetapkan target ambisius untuk meningkatkan penjualan luar negeri dari industri kreatifnya, termasuk anime dan gim, hingga mencapai 20 triliun yen (sekitar Rp2,1 kuadriliun) pada tahun 2033. Hal ini merupakan bagian dari strategi terbaru “Cool Japan”, yang bertujuan untuk memperluas pengaruh budaya pop Jepang secara global. 

Strategi ini juga menargetkan pendapatan tahunan sekitar 50 triliun yen (sekitar Rp5,2 kuadriliun) dari industri terkait Cool Japan, yang meliputi ekspor konten, produk pertanian, mode, produk rias, dan pariwisata.

Menurut data yang dirilis oleh pemerintah Jepang dan dilaporkan oleh Kyodo, penjualan luar negeri dari produk-produk industri kreatif Jepang telah mencapai 4,7 triliun yen (sekitar Rp492 triliun) pada tahun 2022. 

Angka ini sebanding dengan nilai ekspor industri baja negara tersebut dan hampir mendekati nilai ekspor industri semikonduktor Jepang. Mengingat pentingnya industri ini, pemerintah Jepang berencana untuk memberikan dukungan lebih lanjut dan menganggap industri pembuatan konten sebagai “industri dasar” negara.

Upaya pemerintah ini tidak hanya terfokus pada peningkatan ekspor, tetapi juga pada pencarian bakat baru yang bisa menjadi kreator di masa depan, serta memerangi praktik perdagangan tidak adil yang menekan upah dalam industri tersebut. Selain itu, Jepang akan memperkuat kerja sama dengan otoritas penegak hukum internasional untuk menangani isu situs web bajakan dan produk palsu.

Strategi Cool Japan yang baru ini disusun sebagai bagian dari strategi kekayaan intelektual pemerintah, yang juga mencakup langkah-langkah untuk menangani pembajakan karya-karya populer seperti “One Piece” dan “Jujutsu Kaisen”. 

Pemerintah juga akan meningkatkan jumlah pemegang gelar doktor dan memfokuskan pada peningkatan sumber daya manusia yang dapat berkontribusi pada penciptaan kekayaan intelektual.

Salah satu aspek penting lain dari strategi ini adalah penanganan masalah hukum yang berkaitan dengan “pengisi suara kecerdasan artifisial”, menandai sebuah langkah penting dalam mengadaptasi dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan.

Dengan langkah-langkah ini, Jepang berharap tidak hanya memajukan industri kreatifnya, tetapi juga memperkuat posisi sebagai pemimpin global dalam budaya pop dan inovasi intelektual.