News

Jemaah Haji Kreatif Gunakan Kipas Portabel Mengatasi Cuaca Panas


Para jamaah haji lebih kreatif mencari kenyamanan saat beribadah di tengah cuaca panas terik. Kipas angin portabel, hingga alat penyiram air pribadi menjadi sebagian alat bantu yang berguna agar tubuh lebih dingin dan beribadah lebih khusyu.

Bersamaan dengan langkah-langkah Kerajaan – yang mencakup sistem pendingin ekstensif – para jamaah juga menggunakan kipas leher dan kipas genggam yang dapat diisi ulang dan bertenaga baterai sebagai salah satu upaya untuk mengimbangi kondisi menantang saat musim panas.

Mengutip Arab News, kipas portabel memberikan bantuan yang sangat dibutuhkan dengan menawarkan pendinginan pribadi di area ramai di mana sirkulasi udara mungkin terbatas. Para jamaah haji menjadi lebih nyaman dan fokus beribadah tanpa terlalu terpengaruh oleh suhu ekstrem.

post-cover
Kipas leher (Foto: SPA melalui Arab News)

Menurut situs ritel online, kipas handsfree berkisar antara US$4 hingga US$8 (Rp65-13 ribu), sedangkan kipas leher berkisar antara US$32 hingga US$60 (Rp526-987 ribu). Ada juga beberapa kipas klip pinggang portabel berharga mulai dari $30 hingga lebih dari $110 (Rp493 ribu-1,8 juta).

Sesuai dengan peringatan dan instruksi Kementerian Kesehatan Kerajaan, banyak jamaah juga terlihat menggunakan alat penyiram air kecil untuk mendinginkan diri di tengah suhu tinggi.

Sebuah laporan Pusat Meteorologi Nasional mencatat suhu mencapai 46 derajat celcius di Arafah pada hari Sabtu (15/6/2024). Untuk mengantisipasi kondisi seperti itu, sistem penyiram air secara masif telah dipasang di banyak tempat guna meredam panas dan menyegarkan udara bagi jamaah. 

Saleh Al-Sufiyani, seorang jamaah haji Saudi dari Taif, mengatakan bahwa dia merasakan kondisi cuaca di Makkah sehingga membeli alat pendingin seharga SR150 (sekitar Rp658 ribu). “Perangkat ini memberikan aliran udara langsung ke leher dan wajah saya, yang merupakan area sensitif untuk mendinginkan tubuh. Ini membantu saya merasa lebih nyaman karena mengurangi sensasi panas.”

Maryam Jadallah, seorang jamaah haji Mesir, mengatakan bahwa dia membeli kipas angin portabel bertenaga baterai dari Jeddah setelah mengetahui tentang suhu tinggi di Makkah. “Kipas angin beroperasi dengan tenang, memungkinkan saya mendengar segala sesuatu di sekitar saya tanpa mengganggu ibadah saya.”

Dia menekankan bahwa mendinginkan tubuh saat cuaca panas dapat membantu mencegah penyakit yang berhubungan dengan panas seperti kelelahan akibat panas atau sengatan panas. Meski membawa kipas angin, dia sering tetap mematikannya karena tersedia alat penyiram air yang dipasang di mana-mana untuk membantu para jamaah tetap sejuk.  

post-cover
Air disemprotkan kepada Jamaah Haji untuk membantu mengatasi suhu panas, Sabtu, 15 Juni 2024. (Foto: AP)

Menurut Kidana Development Company, sistem penyiram air besar yang terdiri dari lebih dari 8.000 pos air telah dipasang di tempat-tempat suci untuk mengurangi suhu tinggi. Dikelola oleh Komisi Kerajaan untuk Kota Makkah dan Tempat Suci, sistem ini menyebarkan 230.000 meter kubik air melalui jaringan pipa sepanjang lebih dari 190.000 meter. Alat ini beroperasi selama 15 jam setiap hari dalam rentang 13 hari.

Sebuah studi baru-baru ini yang diterbitkan Rumah Sakit Spesialis dan Pusat Penelitian King Faisal mengungkapkan bahwa kematian terkait panas selama haji telah turun masing-masing sebesar 47,6 dan 74,6 persen selama periode 40 tahun karena intervensi yang dilakukan oleh pemerintah Kerajaan.

Back to top button