News

Jemaah Berdatangan ke Mekah, Ibadah Haji Kali ini Dibayang-bayangi Perang Gaza


Jutaan umat Islam berbondong-bondong ke kota suci Mekah di Arab Saudi untuk menunaikan ibadah haji tahun ini di bawah bayang-bayang perang Gaza. Pertemuan keagamaan tahunan terbesar di dunia ini akan dimulai pada Jumat (14/6/2024). Para pejabat Saudi berusaha untuk tetap fokus pada ibadah.

Menteri Kerajaan Teluk yang bertanggung jawab atas ziarah keagamaan, Tawfiq al-Rabiah, pekan lalu memperingatkan bahwa ‘tidak ada aktivitas politik’ yang akan ditoleransi. Haji, salah satu dari lima rukun Islam, dilakukan setidaknya satu kali oleh semua umat Islam dan pada hari Kamis sekitar 1,2 juta jamaah telah tiba di Arab Saudi dari luar negeri untuk ikut serta.

Tahun lalu, lebih dari 1,8 juta orang menyelesaikan ibadah haji yang berlangsung selama beberapa hari. Sekitar 90 persen berasal dari luar negeri, terutama dari negara-negara Arab dan Asia, menurut angka resmi.

Operasi militer Israel terhadap militan Hamas di Gaza telah menciptakan banyak kemarahan di dunia Muslim yang lebih luas, mengubah haji tahun ini menjadi ‘ujian’ bagi para pemimpin Saudi, kata Umer Karim, pakar politik Saudi di Universitas Birmingham.

“Protes atau pertunjukan pasti akan terjadi oleh individu atau kelompok jamaah, dan Saudi memahami bahwa ini adalah sebuah jalan yang licin,” katanya, mengutip AFP. “Oleh karena itu, bagi penguasa Saudi, menunaikan haji adalah masalah ibadah, gengsi sekaligus juga merupakan ujian bagi pemerintahan mereka.”

Perang Gaza kali ini adalah paling berdarah yang pernah terjadi terjadi setelah serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu yang mengakibatkan kematian 1.194 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi Israel. Tentara Israel kemudian melancarkan serangan dahsyat di Jalur Gaza yang telah menyebabkan sedikitnya 37.164 orang tewas, mayoritas dari mereka adalah warga sipil, menurut data data Kementerian Kesehatan pemerintah Gaza yang dipimpin Hamas.

Arab Saudi tidak pernah mengakui Israel tetapi penguasa de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman sedang mempertimbangkan untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Israel sebelum serangan 7 Oktober.

Para pemimpin Saudi masih melakukan pembicaraan dengan para pejabat Amerika Serikat (AS) mengenai apa yang disebut sebagai kesepakatan besar yang akan membuat Riyadh mengakui Israel sebagai imbalan atas hubungan keamanan lebih erat dengan Washington.

Namun para pejabat Saudi mengatakan hubungan dengan Israel tidak mungkin terjadi tanpa langkah-langkah yang ‘tidak dapat dibatalkan’ menuju pengakuan negara Palestina, yang telah lama ditentang Israel.

Raja Saudi Salman mengeluarkan dekrit pada hari Senin untuk menampung 1.000 jamaah “dari keluarga para syuhada dan yang terluka dari Jalur Gaza”, sehingga jumlah jamaah Palestina yang akan ditampung tahun ini menjadi 2.000 orang, menurut kantor berita resmi Saudi Press Agency.

Haji adalah sumber legitimasi bagi penguasa Saudi, dan gelar Raja Salman mencakup “Penjaga Dua Masjid Suci” di Mekah dan Madinah. Namun pemerintah Saudi juga menggunakan ibadah haji untuk mengendalikan umat Islam di seluruh dunia. 

“Saudi akan meningkatkan kendali mereka terhadap jamaah haji untuk mencegah mobilisasi apapun terkait dukungan untuk Gaza. Masih harus dilihat apakah jamaah haji akan menghormati keinginan Saudi,” kata Madawi al-Rasheed, seorang akademisi dan tokoh oposisi Saudi yang berbasis di London.

Ancaman Cuaca Panas

Ritual terbesar di Mekah tahun ini berlangsung selama musim panas. Para pejabat memperkirakan suhu tertinggi rata-rata mencapai 44 derajat Celcius. Tahun lalu, lebih dari 2.000 orang menderita tekanan panas, termasuk sengatan panas, kelelahan, kram, dan ruam, menurut pihak berwenang Saudi. Angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi karena banyak penderita yang tidak dirawat di rumah sakit atau klinik.

Kerumunan besar dalam ibadah haji memang riskan kecelakaan. Yang terakhir terjadi pada tahun 2015 ketika melempar jumroh di Mina, dekat Mekah, yang menewaskan hingga 2.300 orang dalam bencana haji yang paling mematikan.

Mengelola ibadah terbesar ini tersebut merupakan “pencapaian logistik”, kata Bernard Haykel, pakar Saudi di Universitas Princeton, dengan pengawasan dan pemantauan ekstensif untuk alasan keamanan dan kesehatan.

Ziarah ke Mekkah juga merupakan keuntungan finansial bagi Arab Saudi, yang menghasilkan miliaran dolar seiring upaya eksportir minyak mentah terbesar di dunia untuk mengembangkan sektor pariwisatanya. Umrah, ibadah haji yang dapat dilakukan sepanjang tahun, menarik 13,5 juta jamaah tahun lalu, dan pihak berwenang menargetkan 30 juta jamaah haji dan umrah pada tahun 2030.

 

Back to top button