Hangout

Jarang Disadari Orang tua, Ini Ciri-ciri Anak Depresi

Setiap orang umumnya pernah mengalami stres. Stres biasanya ditandai dengan rasa rasa takut, cemas dan was-was. Menghadapi tekanan ini, banyak orang menyimpulkan ia menderita depresi. Padahal stres dan depresi sangat berbeda.

Beda Stres dan Depresi

Stres

Dikutip dari laman Halo Sehat, stres biasanya dimulai dari rasa kewalahan akibat banyaknya tekanan dari luar dan dari dalam diri sendiri dalam waktu cukup lama.

Meski begitu, sebagai mekanisme perlindungan diri, tubuh akan memproduksi berbagai hormon dan zat-zat anti stres seperti adrenalin, kortisol, dan norepinefrin. Hormon ini akan memberi dorongan lebih berkonsentrasi.

Namun, apabila muncul pada saat-saat yang tidak diinginkan, stres dapat membuat otak membanjiri tubuh dengan hormon adrenali, kortisol dan norepinefrin tadi. Alhasil, perasaan jadi terus menerus merasa kalut, cemas, dan gelisah.

Pada saat tersebut, darah akan mengalir ke bagian-bagian tubuh lain agar mendapat respons secara fisik seperti kaki dan tangan, hal ini mengakibatkan fungsi otak menurun.

Itulah sebabnya banyak orang yang justru sulit berpikir jernih saat diserang stres.

Depresi

Depresi adalah sebuah penyakit mental yang berdampak buruk pada suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur dan tingkat konsentrasi penderitanya.

Depresi bukan tanda ketidakbahagiaan atau cacat karakter, juga bukan keadaan yang wajar ditemui seperti stres atau panik.

Orang yang terserang depresi biasanya akan merasa hilang semangat atau motivasi, terus-menerus merasa sedih dan gagal serta mudah lelah.

Kondisi ini bisa berlangsung selama enam bulan atau lebih. Maka, orang yang menderita depresi biasanya jadi sulit menjalani kegiatan sehari-sehari seperti bekerja, makan, bersosialisasi, belajar atau berkendara secara normal.

Penyebab dan Ciri-ciri Anak Depresi

Depresi pada anak bisa terjadi karena beberapa faktor, mulai dari bullying di sekolah, kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan seksual, perceraian orang tua, kematian orang terdekat, hingga gangguan mental seperti bipolar, autisme atau ODC.

Kondisi anak depresi sering kali tidak disadari, karena anak-anak belum dapat menyampaikan perasaannya dengan baik. Orang tua perlu mencermati perubahan emosi dan perilaku anak.

Tanda-tanda depresi pada anak dapat dilihat dari kondisi fisik dan mentalnya. Berikut penjelasannya:

Gejala fisik

Sering sakit kepala, sakit perut, berat badan tidak bertambah atau terlihat semakin kurus, nafsu makan berkurang atau justru bertambah dengan cepat, letih dan lesu, serta sulit tidur.

Gejala mental

  • Tantrum atau mudah mengamuk, terlebih jika ia dikritik
  • Sedih atau bahkan putus asa
  • Tidak mau atau tidak mampu menyelesaikan tugas sekolah
  • Kehilangan minat melakukan hobi atau kegiatan yang sebelumnya disukai
  • Menyendiri dan enggan bergaul dengan teman-teman sebayanya bahkan dengan keluarga
  • Sulit berkonsentrasi
  • Perasaan bersalah dan pikiran untuk menyakiti diri sendiri
  • Merasa dirinya tidak berharga
  • Gelisah atau cemas

Anak dapat dicurigai mengalami depresi apabila gejala-gejala tersebut berlangsung hingga lebih dari 2 minggu dan mengganggu aktivitas anak sehari-hari.

Jika tidak ditangani, gejala depresi pada anak bisa semakin parah dan membahayakan nyawanya.

Back to top button