Friday, 27 June 2025

Jangan Terkecoh! Israel Serang Iran Cuma Siasat Alihkan Mata Dunia dari Gaza

Jangan Terkecoh! Israel Serang Iran Cuma Siasat Alihkan Mata Dunia dari Gaza


Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PKS Sukamta menganalisis maksud di balik Israel memulai konflik dengan Iran. Dia menduga, ini semua cuma akal-akalan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang sedang terpojok, imbas kekejamannya melakukan genosida terhadap warga Gaza, Palestina.

Dia bilang, Israel menelan banyak kerugian akibat kegigihan gerilyawan Palestina. Sukamta melanjutkan, di internal negaranya sendiri Netanyahu sedang terpojok, lantaran keluarga sandera terus mendesak pembebasan, oposisi menentang Netanyahu, dan bahkan Netanyahu sendiri tengah diadili dalam kasus korupsi.

“Saya melihat ini tidak terlepas dari situasi internal Netanyahu. Di Palestina, Israel sedang melakukan blokade makanan dan obat-obatan ke Gaza. Ini sudah sampai pada level di mana ada kemungkinan penduduk Gaza bisa musnah, karena embargo. Ribuan orang antre makanan dan justru ditembaki—dilaporkan puluhan hingga ratusan orang mati karena itu,” tutur Sukamta di Jakarta, dikutip Jumat (27/6/2025).

Situasi ini, kata dia, tentu tidak menguntungkan bagi Netanyahu, berpotensi besar menjadi skandal internasional. Belakangan politisi Eropa dan Amerika yang biasanya mendukung Israel, mulai mendapat tekanan dari publik untuk menolak genosida yang berdampak pada posisi politik yang mulai bergeser.

“Puncaknya, saat Prancis dan Inggris ingin menyelenggarakan konferensi tentang Palestina-Israel di Majelis Umum PBB. Presiden Prancis bahkan sempat datang ke Jakarta untuk meminta dukungan dari Presiden Indonesia. Mereka menjanjikan akan mengakui negara Palestina merdeka. Ini tentu tamparan diplomatik luar biasa bagi Israel,” kata Sukamta.

Titik ini diduga Sukamta sebagai pemicu Israel melakukan provokasi terhadap Iran, dengan harapan negara-negara Barat kembali memihak mereka. “Jadi konflik dengan Iran digunakan sebagai alat untuk menyatukan kembali dukungan Barat, agar muka Netanyahu terselamatkan di dunia internasional,” jelasnya.

Taktik Netanyahu dia sebut cukup berhasil. Kini, perhatian dunia justru tertuju pada rudal-rudal yang berseliweran di langit, bukan penderitaan di Gaza.

“Dari sisi luar negeri, kekejaman Israel kini terekspos ke dunia, termasuk melalui video dan gambar nyata dari Gaza. Ini mencoreng wajah diplomasi Israel yang selama 78 tahun dibangun melalui pengendalian opini dan narasi global. Kini, warga dunia bukan hanya elit politik, melihat wajah sesungguhnya Israel,” tegasnya.

Sukamta menilai ada hal menarik yakni sejumlah negara tidak langsung terpancing. Mereka justru memilih menunggu dan melihat, seperti Rusia dan China.

“Ini menandakan mereka mulai sadar ini bukan hanya soal nuklir semata, tapi soal survival politik Netanyahu. Terkait kenapa AS akhirnya ikut menyerang, menurut saya, ini karena pengaruh lobi zionis yang sangat kuat di AS. Diduga, ada ratusan juta dolar digelontorkan tiap tahun untuk memengaruhi Gedung Putih dan Kongres,” ucap dia.

Sukamta berharap, konflik Iran-Israel tidak mengalami eskalasi yang serius sehingga mengganggu perekonomian global. “Kalau pun ada kontestasi, semoga sifatnya lokal dan temporer,” tandasnya.

Diana Rizky