News

Jangan Kembangkan Narasi Perpecahan, Pelajaran dari Spanyol

Kolaborasi antara KBRI Madrid dan Komisi VIII DPR RI untuk melakukan FGD dan muhibah kebudayaan dan peradaban Islam Spanyol selama 5 hari di Madrid, Cordoba dan Granada 7-12 Mei 2022 memberikan satu pesan besar yang penting. Narasi perpecahan antar umat beragama dan intra-umat beragama di tanah air harus segera dihentikan, apalagi jika narasi perpecahan bersentimen SARA itu hanya untuk kepentingan politik jangka pendek.

“Apa yang ditinggalkan oleh sejarah peradaban Islam di Spanyol terlalu berharga untuk tidak kita perhatikan. Perpecahan di dalam tubuh umat, ditambah cara pandang yang keliru terhadap pihak lain, yang cenderung hitam-putih, memakai logika kawan-lawan, harus segera dihentikan. Apalagi jika untuk kepentingan politik jangka pendek. Terlalu berbahaya,” pesan Dubes Spanyol Muhammad Najib dalam pidato penutupnya di hadapan rombongan anggota Komisi VIII DPR RI yang melakukan lawatan ke Spanyol.

Dalam momen farewell atau perpisahan yang digelar di lounge Hotel Intercontinental Madrid (10/5/2022) malam itu, Dubes Najib berharap agar lawatan anggota parlemen ke Spanyol ini bisa menghasilkan pesan penting untuk dibawa ke Indonesia. “Selanjutnya tugas Bapak dan Ibu anggota DPR semua untuk melanjutkan apa yang telah diperoleh selama melawat ke Spanyol ini menjadi kerja-kerja nyata di parlemen. Jangan biarkan umat dan bangsa terbelah. Kita telah belajar dari sejarah masa lalu di Cordoba, Granada, dan seterusnya,” katanya.

spanyol

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komisi VIII DPR RI memastikan bahwa pesan ini akan menjadi perhatian utama komisi yang dipimpinnya. “Ini memang isu besar dan tugas kita di Komisi VIII. Cocok sekali. Senada juga dengan narasi moderasi beragama yang dikerjakan oleh Kementerian Agama. Semua anggota di sini, apapun latar belakangnya, dari partai manapun, Insya Allah akan mengawal isu penting inu. Ini tugas kebangsaan,” ujar legislator dari Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut.

Senada dengan Yandri, Maman Imanul Haq (PKB) juga menyebut bahwa situasi masyarakat Indonesia yang terbelah akibat sentimen politik SARA harus segera dihentikan, karena sudah sangat meresahkan. “Ini bukan tentang siapa yang salah. Kalau ada dua pihak, keduanya sudah kebablasan. Perbedaan terus dipertajam. Ini harus kita antisipasi dan hentikan. Pemilu mendatang, jangan ada lagi yang menggunakan sentimen agama atau narasi yang memecah belah,” katanya.

Lawatan Komisi VIII DPR RI ke Spanyol kali ini boleh dikatakan menuai sukses yang besar. Kolaborasi antara DPR dan KBRI Madrid untuk menggelar FGD, temu dan dialog dengan tokoh lintas-iman di Spanyol, serta muhibah yang diperkuat dengan substansi mengenai sejarah dan pemikiran politik Islam, merupakan model yang sangat baik untuk diduplikasi dalam kunjungan-kunjungan lapangan DPR RI ke luar negeri.

“Mudah-mudahan tidak kapok ke Madrid. Ini pembuka, selanjutnya akan kita follow up dengan agenda lain yang skalanya lebih besar,” ujar Dubes Najib.

13 orang anggota parlemen Indonesia yang hadir di Spanyol merasa bahagia dan mengapresiasi sambutan KBRI Madrid. Mereka di antaranya Ketua Komisi Yandri Susanto, Diah Pitaloka, Maria Yohana Esti Wijayanti, I Komang Khoeri, Wastam bin Saryasi, Bukhori Usup Bini, Lisda Hendrajoni, Muhammad Rizal, Endang Maria Astuti, Muhammad Husni, Subarna, dan Hasan Basri Agus.

“Sambutan, pelayanan selama di Madrid dan program yang disusun Pak Dubes sangat luar biasa. Bukan kaleng-kaleng. Betah selama di sini. Insya Allah akan kembali lagi dengan agenda yang lebih besar,” ujar salah satu dari mereka.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button