Sidang perdana perkara pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat (Brigadir J) dengan terdakwa Ferdy Sambo mengungkap detik-detik pembunuhan yang terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri pada 8 Juli 2022 silam. Penuntut umum dalam surat dakwaan yang dibacakan secara bergantian mengungkapkan Ferdy Sambo mengenakan sarung tangan hitam dan membawa senjata api jenis HS dengan nomor seri H233001 milik Brigadir J sebelum mengeksekusi Brigadir J.
“Saksi Richard Eliezer Pudihang Lumiu melihat terdakwa Ferdy Sambo sudah menggunakan sarung tangan hitam sebagai bagian dari persiapan pelaksanaan merampas nyawa korban,” kata anggota jaksa penuntut umum (JPU), Sugeng Hariadi, membacakan dakwaan, dalam sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Jaksel, Senin (17/10/202).
Sebelum dieksekusi, lanjut jaksa, Ferdy Sambo melalui ajudan Richard Eliezer (Bharada E) dan Ricky Rizal, memastikan Brigadir J tidak mengantongi senjata sebelum masuk ke TKP rumah dinas Kadiv Propam Polri. “Saksi Richard Eliezer Pudihang Lumiu menyerahkan senjata api HS nomor seri H233001 milik korban Nofriansyah Yoshua Hutabarat kepada terdakwa Ferdy Sambo,” tutur Sugeng.
Dia menuturkan, bahwa rencana jahat Ferdy Sambo untuk membunuh Brigadir J di Rumah Dinas di Komplek Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, turut diketahui istri, Putri Candrawathi. Istri disebut mendukung niat keji Ferdy Sambo. Richard Eliezer, Ricky Rizal dan Kuat Maruf yang turut dijerat dalam perkara pembunuhan ini juga tidak berupaya menghentikan niat Ferdy Sambo.
“Tidak satupun dari ketiganya yang berupaya mencegah rencana jahat Ferdy Sambo,” ujarnya.
Selain itu, saksi lain, Adzan Romer juga mengaku melihat Ferdy Sambo telah menggunakan sarung tangan hitam saat tiba di rumah dinasnya. Bahkan, Ferdy Sambo sempat menjatuhkan senjata jenis HS di depan rumah dan saksi Adzan melihat tangan Ferdy Sambo telah terbungkus sarung tangan hitam.
“Saksi Adzan Romer melihat terdakwa Ferdy Sambo sudah menggunakan sarung tangan hitam dan senjata api HS nomor seri H233001,” jelasnya.
Peristiwa yang diuraikan jaksa selaras dengan video animasi detik-detik pembunuhan Brigadir J hasil rekonstruksi versi Ferdy Sambo yang dirilis oleh Mabes Polri. Dalam animasi singkat digambarkan Ferdy Sambo ikut menembak korban yang sudah terkapar.
Sugeng Hariadi. Abis itu gantian bang ada 16 jaksa.