Market

Jadi Pendatang Baru di BEI, Arkora Hydro Kempit Dana Segar Rp182,67 Miliar

Jumat, 08 Jul 2022 – 15:14 WIB

Jadi Pendatang Baru, Arkora Hydro Kempit Dana Segar Rp182,67 Miliar - inilah.com

Jajaran direksi Arkora Hydro memegang sertifikat pencatatan perdana saham perseroan di BEI, Jakarta, Jumat (8/7/2022). Foto: Humas ARKO

PT Arkora Hydro Tbk resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO). Emiten berkode saham ARKO itu berhasil meraup dana segar dari pasar modal sebanyak Rp182,67 miliar melalui penerbitan 608.895.000 saham baru di bursa.

“Kami akan menggunakan dana hasil IPO ini untuk dua keperluan. Pertama, sebesar 63 persen untuk tambahan investasi pada anak perusahaan yang akan dimaksimalkan guna pengembangan proyek-proyek Energi Baru Terbarukan (EBT) ke depannya, yaitu 54 persen di PT Arkora Hydro Sulawesi (AHS), 29 persen di PT Arkora Energi Baru, dan 17 persen di PT Arkora Tenaga Matahari,” kata Direktur Utama ARKO Aldo Artoko di Jakarta, Jumat (8/7/2022).

Kedua, lanjut Aldo, sisanya sekitar 37 persen, akan digunakan untuk pelunasan kewajiban jangka pendek. Sedangkan dana yang diperoleh dari kelebihan pemesanan penjatahan terpusat, akan digunakan oleh perusahaan pembangkit listrik energi baru dan terbarukan (EBT) ini untuk modal kerja.

Adapun modal kerja dimaksud, antara lain rencana pengembangan usaha pembangkit listrik tenaga air, seperti biaya survey pencarian lokasi potensial baru, feasibility study atau studi kelayakan, studi kelistrikan, dan studi-studi lainnya yang berhubungan dengan pengembangan proyek pembangkit listrik tenaga air.

Aldo meyakini, bisnis EBT memiliki potensi yang sangat besar di Indonesia, bahkan dalam teknologi yang sudah matang seperti hidro, surya dan angin. Kehadiran hydro sudah kompetitif dibandingkan dengan pembangkit listrik berbahan bakar batubara.

Pemanfaatan potensi EBT sendiri masih jauh di bawah 10 persen. Aldo mengemukakan, bermodalkan pengalaman di bidang EBT, ARKO berencana mencari peluang akusisi.

“Kami juga aktif mencari proyek hidro berpotensi besar di atas 25 MW,” ujar Aldo.

ARKO telah menyelesaikan pembangunan proyek mini hidro Cikopo-2 dengan total biaya 1,65 juta dolar AS per MW. Cikopo-2 merupakan pembangkit listrik berkapasitas 7,4 MW yang dimiliki dan dioperasikan oleh ARKO.

Tidak cuma itu, ARKO juga mengerjakan proyek Tomasa. Pengerjaan proyek Tomasa menelan biaya investasi 1,75 juta dolar AS per MW. Biaya investasi tersebut di bawah rata-rata industri sebesar 2,2 – 2,5 juta dolar AS per MW. Proyek Tomasa merupakan pembangkit listrik berkapasitas 10 (2×5) MW.

“Proyek ini milik ARKO melalui anak usahanya, yaitu PT Akora Sulawesi Selatan. Tomasa proyek memasuki tahapan commercial operations date (COD) pada bulan Maret 2020 lalu,” kata Aldo.

Sementara proyek Yaentu di Poso (Sulawesi Tengah) sedang dalam konstruksi. Proyek Yaentu dengan kapasitas 10 (2×5) MW ini dikembangkan oleh PT Arkora Hydro Sulawesi, anak perusahaan tidak langsung milik ARKO.

“Proyek ini sedang dalam pengerjaan. Hingga Maret 2022, proses pengerjaan proyek telah mencapai 50 persen. Proyek ini ditargetkan memasuki tahapan COD pada triwulan I 2023,” ujar Aldo.

ARKO juga sedang melakukan persiapan tahap konstruksi Proyek Kukusan-2 di Lampung, Sumatera dengan kapasitas 5,4 MW. Proyek PLTA tersebut ditargetkan beroperasi pada triwulan IV 2024.

Aldo menyampaikan, investor antusias menyambut saham ARKO. Hal itu terlihat dari tingginya minat selama masa penawaran, sehingga mengalami kelebihan permintaan atau oversubscribed sebanyak 10,89 kali.

Tingginya antusiasme investor tersebut membuat ARKO melakukan penambahan penerbitan saham baru yang berasal dari portepel sebanyak 28.995.000 saham. Sehingga saham yang diterbitkan menjadi 608.895.000 saham, dari rencana semula 579.900.000 saham.

Perseroan telah menetapkan harga IPO pada Rp300 per saham dari kisaran awal antara Rp286 per saham hingga Rp310 per saham. Jumlah saham perseroan yang ditawarkan itu mewakili 20,79 persen dari modal ditempatkan dan disetor ARKO setelah IPO saham.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button