Sunday, 30 June 2024

Ironi Berdarah! Hizbullah Gunakan Rudal Asal Israel untuk Lumpuhkan Iron Dome

Ironi Berdarah! Hizbullah Gunakan Rudal Asal Israel untuk Lumpuhkan Iron Dome


Kelompok militan Hizbullah yang berbasis di Lebanon mengklaim menghancurkan Iron Dome yang menjadi kebanggaan Israel. Ironisnya, rudal yang digunakan untuk melumpuhkan sistem pertahanan udara itu berasal dari teknologi perang Israel.

Hizbullah mengklaim pada 5 Juni bahwa mereka menyerang peluncur sistem pertahanan udara Iron Dome di dekat Ramot Naftali, atau yang disebut Hizbullah sebagai ‘Palestina yang diduduki di utara’. Klaim tersebut didukung oleh video dari kelompok tersebut yang menunjukkan sebuah peluru kendali mengenai peluncur Iron Dome itu.

Keesokan harinya, media sosial dibanjiri dengan foto-foto baterai Iron Dome yang hancur, bersama dengan informasi bahwa baterai tersebut dilenyapkan oleh rudal Almas asal Iran. Rudal ini kemungkinan dipasok oleh Teheran kepada kelompok milisi Hizbullah yang berbasis di Lebanon.

Dalam foto yang dipublikasikan di media sosial, baterai Iron Dome tampak mengalami kerusakan parah. Beberapa blogger militer, akun intelijen open source yang berdedikasi pada X, dan pelacak perang mengkonfirmasi bahwa Hizbullah menggunakan ATGM (Anti-Tank Guided Missile) ‘Almas-3’ untuk melakukan serangan tersebut.

Ironisnya, rudal Almas didasarkan pada ‘Spike ATGM’ buatan Israel yang terkenal. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) belum mengakui kehancuran tersebut hingga saat laporan ini dibuat. Beberapa blogger militer terkemuka pro-Israel mengatakan bahwa sistem yang dimaksud bisa saja menjadi umpan. Beberapa pihak lain mencatat bahwa sistem tersebut mungkin tidak diaktifkan karena tidak ada ledakan sekunder.

Seorang koresponden veteran yang berbasis di Timur Tengah, Elijah J. Magnier, menulis di X: “Hizbullah memiliki akses terhadap senjata dan tidak menyimpan amunisinya melawan Israel untuk mendukung Gaza. Pesannya jelas: hentikan perang di Gaza, dan front Lebanon akan segera berhenti.”

Beberapa netizen pro-Iran, yang menentang Israel, mengungkapkan kegembiraan mereka dengan menekankan kemampuan senjata Iran termasuk Almas. Almas diyakini merupakan salinan senjata anti-tank Spike milik Israel yang diproduksi oleh Rafael.

Sesuai klaim, rudal tersebut dibuat dengan merekayasa balik rudal Spike yang ditangkap Hizbullah selama perang tahun 2006 dengan Israel dan kemudian dibawa ke Iran. Hizbullah diduga dipasok oleh Iran dan telah menggunakan sejumlah senjata dari negara tersebut untuk menyerang Israel sejak Oktober tahun lalu.

Video yang diterbitkan oleh Hizbullah tentang serangan terhadap Iron Dome menunjukkan peluncur berada di barak dengan Almas mendekat dengan cepat. Amunisi tersebut kemudian menukik tanpa terpengaruh ke arah peluncur.

Ini bukan pertama kalinya Almas digunakan untuk melawan Israel. Rekaman awal Hizbullah yang menggunakan Almas terlihat saat terjadi serangan terhadap instalasi intelijen Israel yang bertengger di tebing pada bulan Januari. Pada saat itu, sebuah video menunjukkan sebuah rudal ditembakkan, naik dengan cepat, dan kemudian menuju ke pos pemantauan Israel yang terletak di tebing dekat perbatasan Lebanon.

Dengan bantuan sistem kendali man-in-the-loop yang dimilikinya, Almas dapat dengan tepat melancarkan serangan tidak langsung dalam jarak dekat kemudian terbang cepat ke arah sasarannya. Bagi infrastruktur militer dan perbatasan Israel, hal ini merupakan ancaman serius karena rudal-rudal asal Iran yang telah direkayasa ulang dari rudal-rudal Israel telah dipuji karena presisinya yang mutakhir selama bertahun-tahun.

Spike telah digunakan oleh IDF dalam pertempuran beberapa kali dan dengan tingkat keberhasilan yang cukup tinggi. Reputasi ini membuat kehadiran dan kepemilikan Spike atas Almas bersama Hizbullah menjadi lebih dramatis, terutama di tengah risiko eskalasi yang semakin besar.

Rudal Berpresisi Tinggi

Almas, yang berarti Berlian dalam bahasa Persia, adalah peluru kendali anti-tank yang diproduksi oleh Iran dan dikirim ke Hizbullah. Ini adalah senjata presisi tinggi lainnya yang berada di tangan Iran dan merupakan simbol hubungan kuat antara Iran dan milisi yang beroperasi di Lebanon.

Menurut informasi yang tersedia untuk umum, rudal tersebut memiliki jangkauan sekitar delapan kilometer dan membawa hulu ledak tandem. Hulu ledak depan terletak tepat di belakang kepala pelacak di hidung rudal.

Seri Spike, yang telah ada sejak beberapa dekade yang lalu, merupakan seri revolusioner ketika pertama kali diluncurkan karena misilnya memungkinkan kendali di udara untuk man-in-the-loop. Ini menyiratkan bahwa mereka mungkin juga ditembakkan, terbang ke arah suatu target, dan kemudian mengunci target tersebut (launch-to-lock-on). Kemampuan ini memungkinkan rudal untuk mencapai sasaran yang tidak berada dalam garis pandangnya.

Teknologi ini telah membuka peluang taktis baru, seperti menentukan lokasi target setelah peluncuran dan mengarahkan target yang tersembunyi. Bahkan ada kemungkinan rudal dialihkan di tengah penerbangan ke sasaran lain. Yang jelas, rudal Almas yang memiliki kemampuan serupa bukanlah kabar baik bagi Israel.

Rudal Kornet dan TOW milik Hizbullah tidak dilengkapi dengan kemampuan rudal Spike buatan Israel namun Almas berbeda. Sejak diluncurkan pada tahun 2021, Almas telah diproduksi dalam bentuk yang dapat diluncurkan oleh kendaraan darat/permukaan, pesawat terbang, dan manusia.

Kemampuan Iran untuk meniru amunisi Barat bukanlah hal baru. Mereka telah berhasil mencontoh berbagai jenis rudal, kendaraan udara tak berawak, dan persenjataan lain yang mereka peroleh. Iran telah berulang kali menunjukkan keterampilan improvisasi yang efektif dengan mereplikasi sistem ini hingga mendekati aslinya.