Market

INILAHREWIND: Perjalanan Proyek Kereta Cepat yang Tak Cepat, Banyak Celakanya

Sepanjang 2022, pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB), lamban sekali. Banyak masalah terkait molornya jadwal operasional, pembengkakan biaya serta kecelakaan saat pengerjaannya. Pertanda apes?

Paling akhir, kereta pemasang rel proyek kereta China senilai US$7,55 miliar atau setara Rp113, 25 triliun (kurs Rp15.000/US$) itu, mengalami anjlok. Pihak PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) selaku operator proyek, mengakui adanya kecelakaan saat pemasangan rel oleh kereta kerja (operasional) pada Minggu sore (18/12/2022).

Lokomotif berwarna hijau bertuliskan Stecol Corporation serta aksara China, mengalami anjlok di Desa Cempaka Mekar, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, sekitar pukul 17.00 WIB,

Berdasarkan informasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub), kereta kerja mengalami anjlok di Track Laying KCJB jalur DK 102+309. Dua pekerja China meninggal, yakni Chang Shin Shang (40) dan Chang Shin Yung (36). Serta lima orang mengalami luka-luka.

Akal-akalan China Bikin Mahal Proyek Kereta Cepat

Managing Director PEPS (Political Economy and Policy Studies) Anthony Budiawan menyatakan, sejak awal, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, atau sebut saja Kereta Cepat China, sudah menuai banyak masalah. Dimulai dengan proposal awal kereta cepat China dibuat lebih murah ketimbang pesaingnya, Jepang. Alhasil, China terpilih sebagai pemenang proyek.

Mengingatkan saja, Jepang menawarkan biaya proyek kereta cepat sebesar US$6,2 miliar. Sedangkan China pada awalnya menawarkan US$5,57 miliar, yang pada realisasinya membengkak menjadi US$5,98 miliar. Dan, membengkak lagi menjadi US$6,07 miliar. Entah mengapa, Indonesia masih saja menerima semua itu.

Pertanyaannya, apakah penawaran awal dari China sebesar US$5,57 miliar, hanya akal-akalan untuk memenangkan tender proyek? Padahal, harga sebenarnya adalah US$6,07 miliar. Kalau benar seperti itu, maka penawaran dari China bisa dikategorikan manipulasi atau kecurangan.

Kini, biaya proyek Kereta Cepat China diestimasikan bengkak lagi menjadi US$7,5 miliar. Atau bertambah US$1,4 miliar yang setara Rp21 triliun (kurs Rp15.000/US$). Lebih mahal US$1,3 miliar dari penawaran Jepang. Yang setara dengan Rp19,5 triliun.

Dari sisi pembiayaan, penawaran Jepang sebenarnya jauh lebih menarik. Jepang menawarkan suku bunga pembiayaan (pinjaman) yang sangat murah, hanya 0,1 persen per tahun, jauh lebih murah dari suku bunga pinjaman yang ditawarkan China, yaitu 2 persen per tahun, atau 20 kali lipat lebih mahal dari pinjaman Jepang. Terlepas dari itu semua, faktanya, China telah memenangi proyek kereta cepat.

Masalahnya, proyek tidak kunjung selesai dan biaya proyek juga membengkak terus. Tidak tanggung-tanggung, biaya proyek diperkirakan membengkak lagi US$2 miliar, menjadi US$8,1 miliar. Namun, berdasarkan BPKP menetapkan pembengkakan biaya proyek kereta cepat sebesar US$1,68 miliar. Sehingga totalnya menjadi US$7,55 miliar. Atau setara Rp113,25 triliun.

Buntut dari itu semua, konsorsium Kereta Cepat Indonesia China minta konsesi kereta cepat diperpanjang (dari 50 tahun) menjadi 80 tahun. Dikabarkan, pemerintah sedang mempertimbangkan untuk memberi perpanjangan konsesi ini.

Berdasarkan semua fakta di atas, terindikasi pemilihan proyek Kereta Cepat China ini sudah merugikan keuangan negara. Ada empat alasan untuk itu:

1. Komponen biaya bunga

Kalau biaya bunga pinjaman masuk dalam evaluasi biaya proyek, maka kereta cepat Jepang seharusnya lebih murah. Sehingga, pemilihan proyek Kereta Cepat China, yang secara total lebih mahal dari Jepang, sudah mengakibatkan kerugian keuangan negara.

2. Beban bengkak biaya proyek US$1,68 miliar

Siapa yang menanggung pembengkakan biaya proyek? Kalau ini merupakan kesalahan kontraktor, maka harus menjadi tanggung jawab kontraktor, dan tidak boleh dibebankan ke pemilik proyek (joint venture), yang apabila dilakukan maka akan menjadi kerugian keuangan negara.

3. Dana talangan pembengkakan biaya proyek US$1,68 miliar

Pertanyaannya, siapa yang menalangi pembengkakan biaya proyek selama ini? Sepertinya uang dari pihak China maupun kredit dari bank belum turun. Apakah artinya pihak Indonesia yang menalangi pembengkakan biaya proyek, dengan menggunakan APBN? Karena ini adalah proyek joint venture, maka dana talangan dari pihak Indonesia, apalagi kalau pakai APBN, berpotensi menjadi kerugian negara.

4. Penambahan konsesi menjadi 80 tahun.

Dalam kondisi apapun, waktu konsesi tidak boleh ditambah, karena ini merupakan kesepakatan pelaksanaan tender proyek sejak awal bersama pesaing Jepang. Penambahan waktu konsesi menjadi 80 tahun berarti menguntungkan pihak lain, dan merugikan pendapatan negara dari hak konsesi.

Melihat indikasi dan potensi kerugian negara yang sangat besar dan begitu jelas, mengapa pihak yang berwenang, terutama KPK dan DPR, terdiam saja? Apakah keduanya sudah di bawah cengkeraman kekuasaan?

Selain itu cost overrun yang memicu mahalnya biaya, banyak kejadian yang mengiringi perjalanan proyek kereta cepat buatan China ini.

Berikut catatan singkat yang dikumpulkan Inilah.com sepanjang 2022.

– 17 Januari 2022

PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) selaku operator proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) gagal menyelesaikan 13 terowongan yang ditargetkan. Tersisa 3 tunnel (terowongan) yakni tunnel 2, 4, dan 6. Alasannya terkendala tanah lempung (geologi).

– 14 Juni 2022

Beredar video dan foto yang viral di media sosial (medsos) terkait rendahnya girder box jalur Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Jembatan Antilope, Bekasi, Jawa Barat. Pihak PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) mengakui bahwa girder box tersebut milik proyek KCJB. Pihak KCIC meluruskan bahwa girder box tersebut sudah terpasang, bukan jatuh di atas Jembatan Antilope.

Dalam foto atau video girder box proyek kereta China itu, jarak antara aspal lintasan dan batas box girder, sangat pendek. Sehingga pengendara motor yang melintas, harus berhati-hati. Sedangkan mobil yang tingginya melebihi 1,7 meter dari aspal, tak bisa melintas.

– 2 September 2022

Rangkaian Kereta Cepat Jakarta-Bandung tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Rangkaian kereta ini, merupakan pengiriman tahap awal atau perdana dari pelabuhan Qingdao di Provinsi Shandong, China, pada 21 Agustus 2022. Selanjutnya akan datang lagi ke Indonesia pada 25 Desember 2022.

– 13 Oktober 2022

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Dwiyana Slamet Riyadi menyebutkan, tarif kereta cepat China untuk rute Jakarta-Bandung, lumayan mahal. Untuk ruter terjauh tarifnya Rp350.000 per seat. sedangkan rute terpendek Rp150.000 per seat.

– 16 November 2022

Usai perhelatan KTT G-20 di Bali, Presiden Jokowi bersama Presiden China Xi Jinping duduk bersebelahan. Kedua kepala negara ini, menyaksikan uji coba kereta cepat China secara virtual. Ini jelas uji coba yang singkat karena panjang rutenya hanya 16 kilometer dari Stasiun Tegaluar ke Koppo.

Sebelumnya, Jokowi dan Xi Jinping dijadwalkan untuk memantau langsung kesiapan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang target operasionalnya meleset terus hingga Juni 2023.

– 23 November 2022

Komisi VI DPR menyetujui Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk PT Kereta Api Indonesia (Persero) sebesar Rp3,2 triliun. PMN ini untuk dukungan penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang mengalami pembengkakan biaya (cost overrun).

– 8 Desember 2022

Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) Dwiyana Slamet Riyadi meminta perpanjangan masa konsesi dari 50 tahun menjadi 80 tahun. Alasannya, menyesuaikan dengan perhitungan balik modal Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB)

– 18 Desember 2022

Tepatnya Minggu sekitar pukul 16.00 WIB, kereta pemasang rel dalam proyek kereta cepat China mengalami kecelakaan. Kereta mengalami anjlok di Track Laying KCJB pada ruas jalur DK 102+309, tepatnya di Cempaka Mekar, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat.

Akibat kejadian ini, dua pekerja asal China tewas, yakni Chang Shin Shang (40 tahun) dan Chang Shin Yung (36 tahun). Sedangkan empat korban lainnya mengalami luka-luka. Semuanya laki-laki, tiga diantaranya teridentifikasi bernama Wang Jiji, Jie Thencang, dan Chao Qianyo.

– 24 Desember 2022

Lokomotif kereta kerja proyek kereta cepat China yang mengalami kecelakaan pada minggu (18/12/2022), baru berhasil dievakuasi pada Jumat (23/12/2022). Pengangkatan lokomotif ke atas bogie, atau sasis roda di atas rel, melibatkan sejumlah alat berat. Dan, pekerjaan terkait pembangunan kereta cepat China tetap dilanjutkan. Seperti pekerjaan auxiliary building, stasiun, OCS dan pekerjaan konstruksi lainnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button