Hangout

Inilah Tips Kembangkan Kepercayaan Diri Anak

Kamis, 15 Des 2022 – 13:21 WIB

Kepercayaan Diri Anak

Mungkin anda suka

Ibu Septi Peni Wulandari, pendiri Ibu Profesional (IP). Foto : Tangkapan layar kanal Youtube IP, Rabu (14/12/2022).

Proses tumbuh kembang anak merupakan sebuah proses yang amat berharga. Pada masa ini, anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Mulai dari perkembangan fisik anak, kemampuan bahasa, kemampuan kognitif,  perkembangan emosional,  dan kemampuan sosialnya, termasuk kepercayaan diri si kecil.

Dalam perkembangan tersebut, setiap anak tentunya memiliki masa pertumbuhan kepercayaan diri yang beragam. Setiap orang tua tentu menginginkan anak mereka untuk tumbuh percaya diri. Namun selama prosesnya, seringkali orang tua menghadapi hal-hal yang tidak biasa dalam pertumbuhan anak. Salah satunya ialah dalam pertumbuhan rasa percaya diri.

Pada masa tumbuh kembangnya, setiap anak memiliki tingkat kepercayaan diri yang berbeda-beda. Dalam proses ini, tidak jarang kita temukan anak yang biasa menunjukkan rasa percaya diri nya secara terang-terangan, kemudian berubah menjadi pendiam ketika tumbuh remaja.

Menurut Septi Peni Wulandari, Founder school of life dan Ibu Profesional, hal ini merupakan sebuah proses pertumbuhan anak yang lumrah terjadi. Menurutnya, masa pendidikan anak pada usia dini, merupakan masa-masa kemerdekaan anak, di mana pada usia emas tersebut, anak terbiasa di dikte oleh gurunya di sekolah, sehingga ketika mereka tumbuh remaja dan pemahamannya berkembang, tidak sedikit diantaranya yang memilih untuk tidak banyak bicara.

“Memang prosesnya seperti itu. Pendidikan anak di usia dini, merupakan masa-masa kemerdekaannya. Sedangkan pada masa itu, mereka sering menerima ‘dikte’ dari gurunya di sekolah, sehingga ketika mereka tumbuh remaja dan pemahamannya berkembang, mereka juga mulai mengenal masalah, proses itulah biasanya yang sering membuat anak diam,” paparnya dalam temu pers virtual SGM Explore di Jakarta, Rabu (14/12/2022).

Ia berpendapat, konsep mengajar itu menyebabkan banyak anak menjadi sulit untuk percaya diri. Namun, karena hal tersebut sering terjadi di sekolah, orang tua bisa mendengarkan anak di rumah, terutama pada usia remaja. Peni berpesan kepada orang tua, dalam mengasuh anak usia remaja, adalah dengan menjadi temannya.

“Kunci utama mengasuh anak remaja adalah dengan menjadi temannya. Tanyakan ke anak kita, apa yang mereka suka, kita harus apa untuk membuatnya merasa bahagia. Ketika mereka mau bercerita, kita bisa tanya dulu, apakah mereka ingin didengarkan saja, atau ingin diberi saran. Intinya, kita tidak usah terlalu kepo dengan urusannya,” tuturnya.

Peni menyebut, proses tersebut tidak selalu merupakan masalah besar. Justru tidak sedikit anak-anak yang menjadi pendiam ketika remaja, merupakan bentuk mereka mulai memahami dirinya sendiri, dan tidak menghiraukan urusan teman-temannya.

Menurut Peni, selain menjadi teman, kunci mengembangkan kepercayaan diri untuk anak ialah dengan menerapkan prinsip ICAN dalam setiap aktivitas bersama anak, yaitu Intelectual, Curious and creative, Art of Discover, dan Noble of attitude.

  • Intelectual : Membantu anak mengasah dan mengembangkan kemampuan intelektualnya.
  • Curious and Creative : Berusaha membangun kegiatan yang membangun kreativitas dan menumbuhkan rasa penasaran yang tinggi pada anak.
  • Art of Discover : Luangkan waktu ketika anak mulai menemukan bakat, atau mampu menciptakan sesuatu.
  • Noble of Attitude : Membiasakan anak untuk selalu berperilaku yang baik terhadap semua orang. Ajarkan kepada anak cara menggunakan kepandaian dan kemampuannya agar bermanfaat untuk orang lain.

Dengan menerapkan ICAN ini lanjut Peni, anak akan merasa bahwa dirinya mampu menghadapi berbagai tantangan. Ketika anak mulai merasa keempat poin tersebut ada dalam dirinya, mereka akan percaya diri untuk menyelesaikan masalahnya.

Back to top button