News

Inilah Sosok Tili, Sang Penakluk Buaya Legendaris Berkalung Ban

Nama Tili (35) warga asal Sragen, Jawa Tengah, ramai jadi perbincangan di sekitar lokasi penangkapan buaya berkalung ban. Ia banyak masuk pemberitaan karena mampu menangkap buaya legendaris berkalung ban di Palu, Sulawesi Tengah, Senin (7/2/2022). Warga sekitar bahkan menyebut Tili lebih hebat daripada Panji Petualang karena berhasil melepas ban yang melilit buaya itu.  Seperti berita sebelumnya, Panji sempat mencoba menangkap buaya tersebut, tapi tidak berhasil.

Punya Banyak Metode Tili menceritakan, sudah tiga pekan dia mencoba menangkap buaya itu.

Mungkin anda suka

Setiap sore, dia memasang umpan yang terikat tali ke sungai sekitar.

Ujung tali lainnya diikat pada batang kayu besar yang ada di sekitar sungai untuk memudahkannya menarik buaya saat umpan itu berhasil termakan. “Kadang umpannya merpati, kadang ayam,” kata Tili, sambil memegang ban yang terlepas dari buaya, Senin.

Senin petang, Tili kembali memasang umpannya dan berhasil menangkap buaya itu. Lihat Foto Tili warga asal Sragen, Jawa Tengah saat memperlihatkan anak dari Buaya Berkalung Ban, Senin (7/2/2022) malam ) Dia tak sendiri, warga setempat yang menonton aksi Tili turut membantu.

“Saya memang mau menangkapnya karena kasihan. Buaya itu terlilit ban selama bertahun-tahun,” ucap Tili. Saat buaya berhasil keluar ke darat, Tili dengan sigap mengikat buaya itu. Lihat Foto Buaya Berkalung ban di sungai Palu akhirnya bisa kembali lepas ke laut, Selasa (7/2/2022).  “Sempat lepas dua kali dari umpan, setelah maghrib baru berhasil,” ucap Tili. Sebelumnya sejak 2016, banyak orang yang mencoba menangkap buaya berkalung ban tersebut.

Mulai dari Panji Petualang, dua pakar pemerhati buaya dari Australia, Matt Wright dan Christ Willson, hingga terakhir Foresst Galante dan Tim penjelajah. Namun, tak ada satu pun yang mampu menangkap buaya tersebut. Hingga akhirnya warga bernama Tili asal Sragen datang dan mampu menaklukkan buaya tersebut.

Ibnu Naufal

Menulis untuk masa depan untuk aku, kamu dan kita.
Back to top button