Market

Pasca KTT G20 Dunia Memanas, PM Sunak: Eropa Setop Impor Gas Rusia

KTT G20 di Bali gagal melunakkan ketegangan Rusia dengan Eropa yang menginginkan setop invasi di Ukraina. Karena mengganggu rantai pasok bahan pangan dan minyak nabati. Balasannya, Eropa setop impor gas Rusia.

Dalam konferensi seusai KTT G20 di Bali, Rabu (16/11/2022), Perdana Menteri (PM) Inggris, Rishi Sunak menyebut adanya kesepakatan dari negara-negara di Benua Biru untuk menghentikan impor energi dari Rusia. Pada semester I-2021, misalnya, Uni Eropa mengimpor gas senilai 36,2 miliar euro, dan sebanyak 46,8 persen berasal dari Rusia

“Pada KTT ini, mitra G20 sepakat untuk memperkuat fondasi ekonomi internasional kita, membuat komitmen ambisius untuk membantu yang paling rentan, mengurangi ketergantungan global pada bahan bakar fosil Rusia demi alternatif yang lebih hijau dan lebih aman,” kata Sunak.

Dia menyebut, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menebar ancaman terhadap dunia dengan melakukan inveasi terhadai Ukraina. yang berdampak kepada tertutupnya rantai pasok bahan pangan asal Ukraina.

“Ancaman terus-menerus terhadap keamanan kita dan situasi ekonomi global. Semuanya dilakukan satu orang yang tidak bersedia hadir di KTT (G20) ini, Vladimir Putin,” tegas Sunak.

Pada hari pertama KTT G20, Selasa (15/11/2022), Presiden Dewan Komisi Eropa (European Council), Charles Michel menyampaikan hal yang sama. “Kami akan menghapus ketergantungan kami pada pasokan energi dari Rusia. Kami memiliki sumber kekuatan yang lebih besar, yaitu masyarakat dan kami akan mempercepat pembangunan energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi kami,” ujar Michel.

Dia mengatakan, komitmen ini sejalan dengan semangat dengan kesepakatan Paris atau Paris Agreement yang menuntut semua negara beralih ke energi bersih, meninggalkan energi fosil.

Saat ini, kata Michel, isu ketahanan energi menjadi tantangan semua negara. Apalagi perang antara Rusia dan Ukraina yang ia nilai semakin membuat stabilitas rantai pasok dunia menjadi terganggu.

Dikatakan bahwa Eropa masih komit dengan kesepakatan Paris yang menargetkan capaian net zero karbon pada 2050. Dan, Eropa berada di garda depan kontributor utama terbesar dalam pertahanan iklim.

“Saya yakin pertemuan G20 kali ini juga bisa membawa kesepakatan dan kerjasama yang baik antar negara untuk menciptakan iklim dan lingkungan yang lebih baik. Kami akan terus mendukung negara lain dalam agenda dekarbonisasinya,” tambah Michel.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button