Market

Industri Manufaktur Bergerak Cepat, Asa Besar Ekonomi Melesat

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu berharap penguatan industri manufaktur, mendorong ekonomi di triwulan II-2022.

Dia mengatakan, tak hanya manufaktur saja, namun disokong penguatan ekspor, dapat mendukung semakin solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2022.

Adapun Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada April 2022 melanjutkan ekspansi, bahkan meningkat ke level 51,9 dari level 51,3 pada Maret 2022.

“Peningkatan PMI Manufaktur menunjukkan efektivitas bauran kebijakan penanganan pandemi COVID-19 serta kecepatan vaksinasi yang semakin baik telah mampu memberikan kepercayaan masyarakat untuk beraktivitas, terutama dalam menghadapi Ramadan dan persiapan menyambut Idul Fitri,” ucap Febrio dalam keterangan resmi di Jakarta, Sabtu (7/5/2022).

Keberlanjutan pemulihan ekonomi diharapkan dapat terus terjaga, didukung oleh penguatan permintaan pada Ramadhan dan hari raya Idul Fitri yang sejalan dengan kebijakan cuti bersama dan mudik Lebaran.

Sementara itu di tengah konflik geopolitik yang tengah terjadi, Febrio menilai permintaan ekspor atas produk manufaktur Indonesia khususnya berbasis komoditas meningkat pada April, yang tercermin dari pertumbuhan ekspor hingga 35,2 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya pada triwulan I 2022.

Seiring dengan peningkatan permintaan tersebut, pelaku usaha terus meningkatkan kapasitas produksinya dengan terus membuka lapangan kerja baru dan menambah persediaan. Pembukaan lapangan kerja tercatat berada pada indeks tertinggi sepanjang sejarah, setidaknya dalam 11 tahun terakhir.

Selain itu, kata dia, pembelian pasokan juga terus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi yang diprediksi masih terus bertahan pada masa pemulihan ekonomi.

Tren ini diharapkan dapat terus berlanjut sehingga efek ganda dari pemulihan sektor manufaktur kepada perbaikan kondisi ekonomi secara keseluruhan dapat terus meningkat secara berkelanjutan dan inklusif.

Secara umum pelaku usaha industri manufaktur Indonesia masih optimis dengan laju ekspansi ke depan. Penguatan konsumsi masyarakat serta permintaan ekspor diharapkan tetap berada pada tren positif dalam beberapa waktu ke depan.

Meskipun demikian ia mengingatkan tekanan harga yang meningkat akan menjadi risiko utama bagi keberlanjutan laju ekspansi manufaktur dunia, termasuk Indonesia.

“Agar keberlanjutan penguatan konsumsi dan produksi tetap terjaga di tengah tekanan harga, pemerintah hadir baik melalui intervensi harga dan non-harga seperti dalam bentuk perlindungan sosial untuk masyarakat miskin dan rentan, serta koordinasi yang kuat antar lembaga untuk menjaga keseimbangan antara pasokan dan permintaan dari masyarakat,” tutur Febrio.

Untuk menjaga momentum pemulihan ekonomi dari sisi produsen maupun konsumen, pemerintah melalui APBN juga terus mendukung keberlanjutan Program Penanganan COVID-19-Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN) seperti penanganan kesehatan perlindungan masyarakat, dan penguatan pemulihan ekonomi. [ikh]

 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button