Hangout

Indonesia Jadi Satu-satunya Negara Miliki 3 Cacing Filaria

Mungkin tak banyak yang tahu, penyakit kaki gajah atau filariasis, termasuk penyakit Neglected Tropical Diseases (NTD), bisa mengakibatkan kecacatan. Penyebabnya adalah cacing filaria.

Sama seperti kusta, filariasis merupakan penyakit infeksi yang bersifat menahun. Penyebabnya adalah cacing filaria yang ditularkan oleh nyamuk. Cacing Filaria hidup di dalam tubuh manusia, berukuran sangat kecil yang menyerupai benang.

Departemen Parasitologi Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Taniawati Supali menjelaskan, Indonesia menjadi negara yang memiliki tiga cacing penyebab filariasis. Ketiga jenis tersebut adalah Wuchereria bancrofti, Brugia Malayi dan Brugia Timori.

“Brugia Malayi itu penyebarannya paling luas di Indonesia. Dan Indonesia adalah satu-satunya negara di dunia dengan tiga jeni cacing filariasis,” kata Taniawati dalam acara media expert di Kemenkes, Jakarta Selatan, Senin (30/1/2023).

Dia menjelaskan, penyebaran cacing tersebut juga berbeda di masing-masing kabupaten atau kota. Jenis nyamuk yang menularkan tersebut juga berbeda sehingga dinas kesehatan daerah perlu memperhatikan hal ini. Gejala yang dialamipun berbeda tergantung jenis cacing yang menginfeksi.

“Kalau wuchereria bancrofti itu yang bengkaknya adalah seluruh kaki atau tangan, dan bisa juga organ seksual, kena secrotum pada laki-laki dan kena payudara dan vulva pada perempuan” paparnya.

Sedangkan, jenis Brugia Malayi bengkaknya hanya di bawah lutut dan di bawah siku jika terkena di tangan. Pada jenis cacing ini sedikit diuntungkan karena tidak kena organ seksual. Selain bengkak, gejala penyakit gajah juga bisa dikenali dengan demam.

Gejala Penyakit Kaki Gajah

Pada tahap awal, penderita akan menglami gejala demam dan peradangan saluran getah bening. Terjadi bengkak pada lipatan paha atau ketiak disertai rasa panas dan nyeri.

Pada tahap kronis, terjadi pemvesaran pada bagian tubuh seperti tangan, kaki, bahkan payudara dan buah zakar yang diakibatkan oleh kerusakan salurah getah bening. Pembesaran ini dapat terus berlanjut dan menimbulkan cacat seumur hidup. Di sisi lain, banyak penderita yang tidak menunjukan gejala sama sekali. “Jadi dia masih tidak merasa kakinya belum bengkak. Karena persepsi masyarakat yang sakit itu kalau suddah bengkak,” tambah Taniawati.

Padahal, kata Taniawati, jika sudah bengkak, penyakit filariasis tidak dapat diobati. Kejadian tersebut akan berulang-ulang sampai 5 tahun, selanjutnya bengkak bisa menetap,

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button