News

Ikut Skenario Ferdy Sambo, Desmond Minta Benny Mamoto Mundur dari Kompolnas

Terungkapnya pembunuhan Brigadir J yang menyeret eks Kadiv Propam Ferdy Sambo, cukup mencoreng citra Polri. Ironisnya lagi, Ketua Harian Kompolnas Irjen (Purn) Benny Mamoto justru tidak berupaya memulihkannya.

Hal ini dikritisi anggota Komisi III DPR asal Partai Gerindra, Desmond J Mahesa. Dia sangat menyayangkan pernyataan Ketua Harian Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Irjen (Purn) Benny Mamoto yang tidak dalam rangka memperbaiki citra institusi Polri.

“Saya kira, Benny Mamoto sudah tidak layak lagi di situ. Seharusnya Benny Mamoto harus malu-lah. Menurut saya, seorang mantan Jenderal seharusnya punya budaya malu. Benny Mamoto mundurlah dari Kompolnas,” kata Desmond, Jakarta, Selasa (9/8/2022).

Benny Mamoto, sebagai mantan polisi, kata Desmond, seharusnya bisa membuat Polri lebih sehat. Namun, pernyataan Benny Mamoto sebagai Ketua Harian Kompolnas terkait kasus pembunuhan Brigadir J, justru membuat citra Polri semakin terpuruk. Terkesan kuat ada yang disembunyikan.

“Karena itu, saya mengingatkan Benny Mamoto seharusnya tahu malu dan segera mundur dari Kompolnas,” tegas Desmond.

Setelah reses, kata Desmond, Komisi III DPR akan segera memanggil mitra kerjanya, seperti Kapolri, Komnas HAM, LPSK termasuk Kompolnas. Parlemen ingin tahu secara detil dan jujur permasalahan ini.

“Dan kami tetap mengapresiasi apa yang sudah dikerjakan timsus atas arahan Kapolri, agar penyelesaian kasus ini lebih transparan dan Polri tetap memiliki martabat di mata masyarakat,” jelasnya.

Desmond berharap LPSK dan Komnas HAM bisa berada di posisi independen, tidak perlu mengikuti cara Kompolnas. Jangan terlibat politik apalagi menutupi fakta yang sebenarnya. Karena itu, ia memastikan Komnas HAM dan LPSK akan menjadi bagian yang akan dipanggil terkait kasus Brigadir J ini.

Desmond menegaskan, Komisi III tidak menginginkan ada sekelompok anggota kepolisian atau sebagian oknum perwira polisi yang melakukan rekayasa kasus, dalam kasus pembunuhan Brigadir J.

Desmond pun mengingatkan, ada banyak kasus serupa yang perlu diungkap dengan sebenar-benarnya. Sebut saja kasus pembunuhan anggota FPI di KM 50, yang sampai saat ini masih menimbulkan tanda tanya.

“Karena itu ke depan harus semakin baik. Kita berharap institusi kepolisian tidak dirugikan oleh oknum-oknum polisi yang hari ini lebih mencintai geng atau kelompok korpsnya daripada mencintai institusinya,” tegas Desmond.

Seusai pengakuan Bharada E bahwa tidak ada tembak menembak di kediaman Irjen Ferdy Sambo, menguak adanya skenario rekayasa dalam kasus tersebut.

Sayangnya, hal itu luput dari pantauan Kompolnas, di mana Benny Mamoto menjabat Ketua Harian Kompolnas pada 13 Juli 2022 yang mengatakan, tidak ada kejanggalan dalam kasus tembak menembak antara Brigadir J dengan Bharada E.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button