News

Ibu yang Bunuh Anaknya di Brebes: Saya Tidak Gila Pak

Seorang ibu bernama Kanti Utami (35) di Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah tega menganiaya tiga anaknya menggunakan senjata tajam, hingga satu anaknya tewas akibat luka di bagian leher.

Pihak kepolisian sudah mengamankan Kanti setelah kejadian tersebut. Sedangkan dua anaknya yang berusia 4,5 tahun dan 10 tahun masih menjalani perawatan di rumah sakit akibat luka akibat benda tajam di bagian lehernya.

Saat polisi mengamankan, Kanti usai bunuh anaknya terlihat begitu santai. Bahkan pelaku sempat meminta minum kepada petugas karena dia merasa haus.

Setelah meminta minum, tersangka mengaku bahwa dia tidak mengalami gangguan jiwa seperti apa yang orang katakan setelah kasus penganiayaan kepada anaknya.

“Minta air hangat pak. Saya haus,” katanya kepada petugas.

“Saya enggak gila pak,” tegasĀ  pelaku sambil melotot kepada petugas.

Setelah itu, Kanti langsung bercerita soal kisah dia dan masa kecilnya kepada polisi. Padahal petugas tidak menanyakan apapun kepada tersangka.

“Dari kecil saya sudah dikurung,” katanya.

Mendengar cerita itu, petugas kemudian mendengarkan cerita pelaku dengan sabar. ” Dikurung siapa,” tanya petugas.

“Semuanya, ibu saya…,” jawabnya.

“Ibu namanya siapa?” petugas lanjut bertanya.

“Kanti Utami, tetapi saya mau ganti nama. Mutmainah. Cantik kan?,” katanya.

Ibu yang Bunuh Anaknya Mengaku Sedang Bingung

Setelah itu pelaku kembali menegaskan bahwa dia dalam kesehatan yang baik dan tidak mengalami gangguan kejiwaan.

“Saya enggak gila, Pak, saya hanya ingin disayang,” katanya pada petugas.

Tersangka mengaku sedih dengan kondisi yang suaminya alami. Karena sang suami saat ini dalam kondisi menganggur usai tidak diperpanjang lagi kontrak kerjanya oleh perusahaan.

“Saya ingin menyelamatkan anak saya, supaya enggak hidup susah,” ujarnya lirih.

Dia mengaku bingung soal masa dengan keluarganya karena sang suami menganggur. Bahkan Kanti bingung mau tinggal dimana setelah kontrakan rumahnya habis.

“Sebelum saya mati, saya ingin menyelamatkan anak-anak,” kata Kanti.

Namun jawaban yang mencengangkan justru keluar dari mulut Kanti saat petugas menanyakan bagaimana cara tersangka ingin menyelamatkan anak-anaknya.

“Harus mati, supaya enggak sedih, biar enggak sakit kayak saya,” tuturnya.

Sementara itu, salah satu tetangga Kanti bernama Novi mengatakan peristiwa penganiayaan itu terjadi pada Minggu (20/3/2022) pagi seusai salat subuh.

Saat itu salah satu anggota keluarganya berteriak meminta tolong karena mengetahui ada kejanggalan di rumah tersangka.

“Warga kemudian mendobrak pintu kamar dan menemukan tiga korban mengalami luka-luka serius,” kata Novi kepada wartawan.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button