News

Ibu Hamil Ditolak RSUD Subang Sampai Meninggal, Ini Reaksi Wagub Jabar

Sejumlah pihak menyesalkan sikap Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng Subang, Jawa Barat (Jabar) yang menolak melayani Kurnaesi (39) ibu hamil asal Subang, sehingga calon pasien itu meninggal dunia. Setelah Gubernur Jabar Ridwan Kamil, penyesalan juga datang dari Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum.

“Kami atas nama pemerintah Provinsi Jawa Barat menyampaikan rasa belasungkawa atas wafatnya Ibu Kurnaesih yang sedang hamil. Terlepas itu sudah takdir yang bersangkutan, tetapi sikap RSUD Subang itu tidak pas. Kehadiran rumah sakit itu utamanya adalah unsur kemanusiaan,” kata Uu Ruzhanul, Rabu (8/3/2023).

Mungkin anda suka

Uu menyatakan keheranannya atas sikap RSUD Subang yang tidak mendahulukan segi kemanusiaan.

“Saya berharap tidak ada lagi kejadian seperti itu. Tidak boleh rumah sakit menolak pasien. Para pengelola rumah sakit tolong sisi kemanusiaan yang diutamakan. Pak Gubenur juga sudah berkomunikasi dengan Bupati Subang soal ini. Semoga ini segera ditindaklanjuti oleh pemerintah Kabupaten Subang,” ujar Uu.

Sebelumnya Gubernur Jabar Ridwan Kamil juga menyampaikan respon yang sama.

“Saya sudah kontak Bupati Subang. Bupati Subang sudah mengumpulkan semua pihak, dan alasan Rumah Sakit Subang tidak bisa menangani karena ICU penuh,” kata Emil, Selasa (7/3/2023).

Emil meminta Bupati Subang untuk memberikan teguran bagi pihak rumah sakit, sebab apapun alasannya urusan nyawa tetap harus menjadi prioritas.

“Saya sudah minta Pak Bupati untuk menegur dan mengevaluasi RSUD, karena jika sangat emergency, urusaan nyawa harus didahulukan apapun situasinya,” ungkapnya.

Kronologi Peristiwa

Peristiwa itu bermula saat Kurnaesih (39) asal Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang, Kabupaten Subang hendak melahirkan pada Kamis (16/2/2023) malam.

Kurnaesih sempat mengalami kontraksi saat berada di rumahnya. Pihak keluarga membawanya ke Puskesmas Tanjungsiang untuk penanganan awal. Namun, karena tidak ada perubahan, Kurnaesih dibawa ke RSUD Ciereng.

“Sudah drop waktu masih di rumah tuh, saya bawa langsung ke puskesmas. Terus sama, masih gitu, tidak ada perubahan. Akhirnya dibawa langsung ke RSUD Subang,” kata Juju Junaedi (46), suami Kurnaesih, Senin (6/3/2023).

Sesampainya di RSUD, Kurnaesih diterima Instalasi Gawat Darurat (IGD). Namun, ketika akan masuk ke ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) untuk mendapatkan tindakan, korban ditolak dengan alasan pihak RSUD Ciereng belum menerima rujukan dari Puskesmas Tanjungsiang.

“Waktu di IGD memang masih diterima, tapi waktu dipindahin ke ruangan anak, langsung ditolak. Katanya belum ada konfirmasi dari rujukan Puskesmas Tanjungsiang mah. Nah kayak gitu aja kronologinya mah,” ucapnya.

Selanjutnya pihak keluarga membawa Kurnaesih ke rumah sakit di Bandung karena tidak mendapat tindakan dari RSUD Ciereng. Namun, korban beserta anak yang dikandungnya meninggal dunia dalam perjalanan.

Penjelasan Pihak RSUD Subang

Pihak RSUD Ciereng, Subang, membantah menolak Kurnaesih. “Kalau RSUD sudah menjalankan sesuai dengan SOP yang berlaku. Malahan sudah sempat ada penanganan terlebih dahulu juga saat waktu di IGD,” kata Direktur Utama RSUD Ciereng, Subang, dr Ahmad Nasuhi, Selasa (7/3/2023).

Ahmad mengungkapkan kronologi awal masuknya pasien Kurnaesih ke IGD RSUD Subang. Menurutnya saat memberikan konfirmasi permintaan rujukan Puskesmas, pihak RSUD telah menyebut ruang ICU penuh dan menyarankan untuk mencari rumah sakit lainnya karena melihat kondisi pasien membutuhkan ICU.

“Hari Kamis (16/2/2023) masuk ke RSUD Subang, tapi sebelumnya pasien ini sudah diinformasikan lewat bidan yang membawa pasiennya bahwa kondisi ICU penuh,” katanya.

Ahmad menjelaskan, saat masuk IGD pasien sempat diperiksa oleh dokter dan hasilnya pun dengan kondisi pasien saat itu mulai membaik.

“Kemudian pasien tiba ke IGD diterima oleh dokter IGD, kemudian dilakukan pemeriksaan dan hasilnya kondisinya saat itu sadar penuh, tekan darah kembali normal, denyut jantung, dan kondisi oksigen bagus, artinya pasien ini sudah mulai membaik,” katanya.

Setelah itu, lanjut Ahmad, pasien dibawa ke ruang Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK). “Akhirnya dibawa ke PONEK, di PONEK kaget ini pasien yang mana, kan tadi dikasih tahu bahwa ICU penuh, jadi dalam kondisi seperti ini bukan kita menolak, karena kalau dioperasi mau ditaruh di mana,” katanya.

Pihak RSUD Ciereng Subang pun tetap meminta maaf kepada keluarga korban atas meninggalnya ibu hamil tersebut.

“Kami juga turut berdukacita yang sedalam-dalamnya, dan memang ini hal yang tidak terduga sebelumnya, dan kami juga dari sisi kemanusiaan memohon maaf, bukannya kami tidak berusaha, bahkan di IGD pun sudah dilakukan seperti itu,” katanya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button