News

HIV Bukan Penghalang untuk Bangkit dan Meraih Impian

Rabu, 31 Agu 2022 – 18:18 WIB

Hiv aids

(ist)

Perkembangan zaman dan teknologi pengobatan yang semakin maju memang membuat epidemi HIV dan AIDS bisa dikendalikan, namun tidak dapat dipungkiri masih banyak orang yang hidup dengan HIV. Ini berarti perjuangan kita melawan epidemi HIV dan AIDS belum selesai.

Meski demikian, ada banyak orang yang hidup dengan HIV yang terus berani menjalani kehidupan serta berbuat kebaikan walau sampai sekarang belum ada obat yang bisa menyingkirkan HIV dari dalam tubuh.

Ketika kita berbicara dengan orang yang telah lama hidup berdampingan dengan HIV, kita akan sadar bahwa HIV tidak menghalangi pencapaian impian mereka. Mereka semua memiliki impian; ada yang menjadi advokat kesehatan, penulis, atlet, dan masih banyak lagi.

Melansir dari Everyday Health, berikut empat orang yang telah menulis kisah sukses mereka setelah divonis menderita HIV. Berikut kisah inspiratifnya:

Morgan Molthrop

Saat dirinya divonis mengidap HIV pada tahun 2005, Morgan Molthrop memutuskan untuk meninggalkan New Orleans dan membuka bisnis di negara lain. Ketika bisnisnya tidak berjalan dengan lancar, Molthrop memutuskan untuk kembali ke New Orleans dan menerima dengan lapang dada bahwa dirinya harus hidup berdampingan dengan HIV.

Setiap hari, Molthrop harus minum obat, berolahraga, dan menjaga tubuhnya tetap dalam keadaan sehat.

Meski divonis mengidap HIV, Molthrop berhasil mewujudkan impiannya menjadi seorang penulis dan telah menerbitkan enam buku. Bahkan salah satu karyanya berhasil mendapatkan penghargaan.

Kamaria Laffrey

Kamaria Laffrey mengetahui dirinya mengidap HIV setelah melahirkan putrinya pada 2003 silam. Laffrey tidak mengkhawatirkan dirinya, melainkan dia khawatir dengan kondisi putrinya. Beruntung, sang putri dinyatakan negatif.

Di tahun-tahun awal, Laffrey takut bahwa keluarganya akan tertular. Dia berusaha mati-matian untuk menghindari penularan virus, bahkan dirinya harus menggunakan alat makan terpisah. Saat itu, Laffrey seperti diasingkan.

Laffrey tinggal di Polk County, Florida di mana hanya ada sedikit fasilitas untuk melayani pengidap HIV. Dia memutuskan untuk menghubungi Postive Women’s Network USA dan dari hubungan tersebut memberinya pencerahan untuk bergabung dalam komunitas HIV dan menjadi advokat serta educator mengenai HIV kepada publik.

Vaughn Ripley

Vaughn Ripley terlahir dengan hemofilia dan tertular HIV saat melakukan transfusi darah saat remaja. Hidupnya hancur setelah mengetahui hal itu.

Sampai suatu hari Ripley melihat iklan pelatihan olahraga untuk orang-orang penderita HIV saat dirinya sedang naik Metro. Pelatihan tersebut membuka matanya, bahwa olahraga dan tubuh bugar adalah kunci untuk hidup lebih lama.

Ripley mengikuti berbagai macam perlombaan, seperti berenang, bersepeda, dan berlari. Dia memiliki kalimat favorit yang menjadi motivasi hidupnya, yaitu ‘tetap sehat atau mati’. Ripley bahagia dengan kehidupannya sekarang, memiliki keluarga kecil dan istri serta anak-anaknya negatif dari HIV.

Quintara Lane

Terlahir dengan positif HIV membuat Quintara Lane memiliki impian untuk mengurangi penyebaran HIV di kota kelahirannya. Lane harus minum 32 pil setiap hari hingga melakukan pemberontakan saat memasuki usia remaja. Dia tidak meminum obatnya dan membuat dirinya harus dirawat di rumah sakit, bahkan hampir mati.

Tim medis mengatur waktu agar Lane bisa berbicara kepada peneliti dan dokter di Washington DC tentang pengobatan HIV untuk remaja. Sejak saat itu, Lane mulai kembali teratur dalam minum obat dan bahkan sekarang ia memiliki dua orang anak yang semuanya negatif HIV.

Lane bekerja sebagai advokat kesehatan di Broward Health Department serta mengedukasi masyarakat tentang HIV melalui media sosial.

Banyak orang beranggapan bahwa pengidap HIV/AIDS tidak akan memiliki masa depan. Padahal kenyataannya, HIV/AIDS bukanlah sebuah akhir. Percayalah bahwa ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) bisa meraih impian mereka.

Back to top button