Market

Harga Pangan Naik tapi Terjaga, Menko Airlangga Sumringah

Memang betul, harga pangan di Indonesia mengalami kenaikan. Tapi angkanya masih terkendali. Alhasil, inflasi Indonesia terjaga, tak seperti di negara lain.

Capaian ini membuat Menko Perekonomian Airlangga Hartarto semringah. Misalnya kenaikan harga telor ayam ras yang beritanya cukup heboh. Akar permasalahnnya karena harga pakan mahal, permintaan konsumen cukup tinggi.

“Kenaikan harga telur ayam mendorong kenaikan nilai tukar petani (NTP) subsektor peternakan sebesar 0,07 persen. Komoditas yang mengalami penurunan harga, salah satunya minyak goreng dengan andil minus 0,01 persen,” terang Menko Airlangga, Kamis (2/6/2022).

Kebijakan pemerintah, kata Menko Airlangga, terkait pelarangan ekspor minyak sawit mentah atau Crude Pal Oil (CPO), serta produk turunannya pada 28 April hingga 23 Mei 2022.

“Kebijakan ini menyebabkan turunnya harga kelapa sawit. Dan, berdampak kepada turunnya harga minyak goreng secara keseluruhan,” ungkap Menko Airlangga.

Dikatakan Ketua Umum Partai Golkar ini, inflasi inti tercatat 0,23 persen (month to month/mtm), atau 2,58 persen (yoy). Secara tahunan inflasi inti  sedikit menurun dibanding bulan April yang tercatat sebesar 2,60 persen (yoy), namun tetap konsisten dalam tren yang tinggi.

Artinya, permintaan masyarakat tetap kuat pasca momen HBKN Ramadan dan Idul Fitri. Sementara berdasarkan komoditas penyumbangnya, inflasi inti pada Mei 2022 dipengaruhi kenaikan harga ikan segar, nasi dengan lauk, dan roti manis.

Komponen inflasi Administered Price (AP) tercatat 0,48 persen (mtm), atau 4,83 persen  (yoy), dengan andil 0,09 persen, disumbang utamanya oleh kenaikan tarif angkutan udara  yang didorong masih tingginya mobilitas arus balik serta pulihnya mobilitas pasca HBKN Idul Fitri 2022.

Secara umum, dampak dari kenaikan harga komoditas global terhadap inflasi IHK saat  ini, masih terbatas. Namun jika diperhatikan lebih lanjut, transmisi dari kenaikan harga pangan global pada Mei 2022 sudah terlihat pada inflasi Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB).

Di mana, IHPB Mei tercatat 0,33 persen (mtm), atau 4,23 persen dengan penyumbang terbesarnya sektor industri (0,31 persen). Andil sektor industri disumbang oleh kenaikan komoditas tepung terigu dan mie kering instan, seiring kenaikan harga gandum global.

“Pemerintah akan terus memonitor dan mencermati rambatan dari tekanan eksternal, terutama kenaikan harga komoditas global yang ditransmisikan dalam bentuk kenaikan harga dan inflasi domestik,” paparnya.

“Selain itu, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan terus memperkuat sinergi komunikasi kebijakan untuk mendukung pengelolaan ekspektasi inflasi masyarakat. Serta menjangkar inflasi tetap terjaga di kisaran sasaran,”
pungkas Menko Airlangga. [ikh]

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button