News

Hadapi Kemajuan Teknologi, BIN Perlu Berinovasi

Badan Intelijen Negara (BIN) perlu melakukan inovasi digital dalam menghadapi perkembangan teknologi. Langkah ini perlu dilakukan guna menangkal aksi spionase yang berkembang di era teknologi dan ekosistem digital. 

“Sudah seharusnya intelijen negara mulai mengintegrasikan kemampuan digital pada seluruh misi yang dijalankan secara inovatif,” ujar Pengamat Intelijen dan Keamanan, Ngasiman Djoyonegoro dalam keterangannya, Senin (8/5/2023).

Rektor Institute Sains dan Teknologi Al-Kamal Jakarta ini mengatakan dunia intelijen sering dipersepsikan sebagai sisi gelap dalam kehidupan bernegara dan pergaulan internasional. Namun sesungguhnya intelijen adalah seni tentang kemungkinan atau probabilitas. 

“Kesuksesan di dunia intelijen membutuhkan kreativitas, kecerdikan, tekad, dan optimisme,” imbuhnya. 

Ngasiman menambahkan, intelijen di era transformasi digital adalah perpaduan multidisiplin seperti serangan dunia maya, keamanan digital, pengumpulan sumber terbuka, ilmu data, AI, dan teknologi informasi. Seluruhnya itu penting untuk meningkatkan sistem deteksi dini intelijen negara. 

“Adalah penting mengintegrasikan operasi manusia, teknis, dan digital dalam skala besar, untuk melawan musuh secara cepat. Untuk mewujudkannya, intelijen negara dituntut untuk meningkatkan ketajaman digital seluruh SDM-nya,” katanya. 

Dia mengatakan dalam kontestasi seperti Pemilu 2024, KTT ASEAN, dan beberapa kegiatan lainnya bisanya menjadi ajang para intelijen melakukan aksinya. Hal ini tentunya bisa mengganggu keamanan nasional dan berpotensi menimbulkan perpecahan antar bangsa.

“Inovasi intelijen digital diharapkan mampu mengantisipasi itu semua sebelum terjadi. Tantangan besarnya adalah bagaimana menggabungkan keahlian intelijen digital dengan kekuatan tradisional intelijen negara dalam teknologi dan sains,” ungkapnya.

Selain itu dalam ruang digital, ledakan data di dunia spionase sangat besar dan saling terhubung satu sama lain. Sehingga intelijen negara harus bisa merespon hal tersebut karena ancaman itu masuk dalam kategori intelijen digital. 

Untuk itu, Ngasiman berharap ke depannya Indonesia bisa ditopang oleh SDM Intelijen unggul, berkarakter nasionalis, dan menguasai teknologi adalah kunci menuju Indonesia Emas 2045. 

“Tentu saja dalam kerangka kerja intelijen untuk mewujudkan ketahanan nasional serta menjaga kepentingan nasional dan Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” pungkasnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button