Market

GTS Internasional Pede Tutup 2022 dengan Laba Rp85 Miliar

Kamis, 22 Des 2022 – 20:41 WIB

GTS Internasional Pede Tutup 2022 dengan Laba Rp85 Miliar - inilah.com

Jajaran direksi dan komisaris PT GTS Internasional Tbk dengan kode saham GTSI usai paparan publik perseroan di Jakarta, Kamis (22/12/2022). (Foto: Humas GTSI)

PT GTS Internasional Tbk (GTSI), emiten jasa sewa kapal untuk angkutan dan distribusi liquefied natural gas alias LNG, optimistis menutup tahun ini dengan raihan laba mencapai 5,48 juta dolar AS. Angka ini setara Rp85,03 miliar mengacu pada kurs rupiah Rp15.517,4 per dolar AS.

“Perseroan memperkirakan capaian hingga akhir tahun 2022 bisa ditutup dengan pendapatan sekitar 41,65 juta dolar AS dan laba bersih diestimasikan ada di angka 5,48 juta dolar AS. Hal ini bukan tak mungkin, karena kinerja perseroan hingga sembilan bulan lalu telah berhasil sangat positif,” kata Direktur Utama GTSI Tammy Meidharma dalam paparan publik di Jakarta, Kamis (22/12/2022).

Tammy menyampaikan, hal itu sejalan dengan torehan GTSI setelah sukses merebut peluang dari bisnis angkutan laut. Perseroan tercatat sudah meraih laba tahun berjalan senilai 4,56 juta dolar AS hingga periode September 2022.

Perolehan laba itu ditopang oleh pendapatan yang melonjak 69,3 persen persen menjadi 31,1 juta dolar AS dari sebelumnya 18,37 juta dolar AS.

Tammy juga optimistis menatap tahun 2023 dengan prospek bisnis yang cerah. Gas alam diperkirakan diperdagangkan pada 6,79 dolar AS per MMBtu pada akhir kuartal ini, menurut Trading Model makro ekonomi global dan ekspektasi analis. Ke depan, ia memperkirakan gas alam akan diperdagangkan pada 8,2 dolar AS per MMBtu dalam waktu 12 bulan ke depan.

Direktur GTSI Dandun Widodo mengatakan, bisnis model yang akan terus digalakkan oleh GTSI ke depan sebagai keunggulan perseroan adalah pengangkutan untuk penggunaan gas bumi terutama didorong oleh penggunaan pembangkit listrik, penggunaan pemanas perumahan atau komersial, dan penggunaan industri (produksi bahan kimia, pupuk, hidrogen, dan lainya).

Tujuan dari pengangkutan itu mencakup kepada ladang gas, pabrik pencairan, FSLNG, LNG carrier atau break bulking, bunkering LNG, FSRU, pengguna akhir dan pembangkit listrik terapung. “Untuk modal kerja atau capex di tahun 2023 dialokasikan senilai 24 juta dolar AS,” ujar Dandun.

Setelah terjadi merger antara induk usahanya yaitu PT Humpuss Maritime Internasional (HUMI) dan PT Hateka Trans Internasional (HTI), pemegang saham utama GTS Internasional (GTSI) beralih ke HUMI. Komposisi pemegang saham GTS Internasional menjadi PT HUMI 84,79 persen, Koperasi Karyawan Bhakti Samudera 0,03 persen, dan masyarakat 15,18 persen.

Tammy menambahkan, di bawah pemegang saham utama yaitu Humpuss Maritim Internasional, perseroan menjadi lebih kuat baik dari sisi finansial maupun operasional.

Dari sisi kinerja grup, induk usahanya GTSI yaitu PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS) telah menyiapkan modal kerja atau capex senilai 94 juta dolar AS atau setara Rp1,46 triliun untuk 2023.

Tonny Aulia selaku Direktur Utama HITS menjelaskan dana sebesar itu nantinya akan digunakan untuk ekspansi pengadaan 11 kapal anyar.

Pengadaan itu untuk menangkap peluang bisnis di tengah tengah persaingan yang ketat dan pendapatan perseroan pun diyakini akan terkerek 20 persen pada tahun depan. Sepanjang tahun ini Group Humpuss telah merealisasikan investasi penambahan empat kapal baru.

Back to top button