Market

Green Marketing, UMKM Selamatkan Bumi

Usaha Kecil Mikro Menengah (UMKM) selalu menjadi katup pengaman Ekonomi Indonesia. Saat Krisis moenter 1998, UMKM hadir sebagai penyelamat. Pada saat pandemic covid 19 tahun 2020 yang memporak porandakan seluruh sendi kehidupan ekonomi dan sosial di seluruh dunia, para pelaku UMKM masih tetap bertahana. Ketahanan UMKM dimasa pandemic tidak perlu diragukan lagi, sehingga tidaklah mengherankan jika UMKM menjadi tulang punggung (backbone) perekonomian Indonesia. Dari sudut pandang yang lain UMKM menyumbang 90 persen dari kegiatan bisnis dan berkontribusi lebih dari 50 persen lapangan pekerjaan di seluruh dunia. Dinegara berkembang, UMKM formal berkontribusi sekitar 40 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani pernah mengatakan bahwa  salah satu alasan rancangan  Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menempatkan pemulihan UMKM sebagai salah satu pilar terpenting selain kesehatan dan perlindungan sosial yaitu bagi Indonesia, UMKM berkontribusi terhadap pemulihan dan kinerja perekonomian.

Namun ada yang menarik dari aktivitas UMKM dalam aspek produksi yaitu kegiatan menghasilkan barang (produk) yang berkontribusi terhadap produksi sampah yang kini menjadi persoalan klasik disetiap daerah. Sampah mempunyai kontribusi besar untuk emisi gas rumah kaca yaitu gas metan (CH4), diperkirakan 1 ton sampah padat menghasilkan 50 kg gas metan, produksi gas metan dipastikan terus meningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) pada tahun 2007 mengeluarkan pernyataan bahwa penyebab terbesar global warming yang terjadi karena meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer. Akumulasi konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer menyebabkan panas berlebih diserap oleh gas rumah kaca di atmosfer.

Di Kota Kendari misalnya, produksi sampah dalam kurun waktu dua tahun terakhir ini mengalami peningkatan yang signifikan, tahun 2021 produksi sampah mencapai 264 ton perhari dan tahun 2022  naik menjadi sekitar 280-290 ton perhari, dan tidak menutup kemungkinan UMKM berkontribusi terhadap volume sampah di Kota Kendari. Untuk mereduksi sampah di Kota Kendari berbagai program maupun kebijakan telah dilakukan pemkot kendari diantaranya pemilahan sampah organic dan anorganik dikalangan rumah tangga namun rupanya hal tersebut belum efektif, hingga kemudian program Bank Sampah di setiap kelurahan yang diharapkan keberadaan bank sampah namun belum mampu menjadi solusi dalam permasalahan sampah.

Mengacu pada persoalan tersebut, sesungguhanya terdapat sebuah konsep pemasaran ramah lingkungan yang bisa diterapkan oleh pelaku UMKM dalam menjalankan aktivitas produksinya yang disebut dengan konsep green marketing atau pemasaran hijau yaitu melibatkan unsur unsur lingkungan sehingga masyarakat dapat terlibat dalam aktivitas yang ramah lingkungan. Sejarah startegi pemasaran hijau ini sudah mulai digaungkan di Amerika Serikat sejak tahun 1960-an yang muncul akibat berkembang pesatnya industry pertanian di Amerika serikat yang menggunakan pestisida. Isu-isu inilah yang semestinya harus terus digaungkan guna menjawab persoalan lingkungan, meksipun kita sepakat bahwa saat ini UMKM  harus naik kelas dan pemasaran produknya sudah harus go digital, go global dan go online dan moment ini pun dapat menjadi peluang para pelaku UMKM kita untuk mengkampanyekan pemasaran hijau atau green marketing yang salah satu diantaranya adalah green produk, misalnya menggunakan kemasan yang mudah didaur ulang, mengurangi penggunaan bahan pembungkus makanan dari plastic, styroform dan lain sebagainya. Konsep green marketing dapat meminimalisir produksi sampah anorganik dan cara menyelamatkan lingkungan selain itu secara tidak langsung UMKM berperan dalam upaya menjaga lingkungan yang bisa berdampak terhadap citra positif  bisnis UMKM.

Indonesia saat ini sedang mengalami perubahan iklim yang disebabkan oleh limbah sampah, temperature suhu yang naik dan karbondioksida dan penerapan Green Marketing sebagai kebijakan ramah lingkungan yang dapat berdampak bagi kehidupan manusia yang berkelanjutan.

 

Penulis : Nisrina Hamid, S.P., M.P., CMA

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Muhammadiyah Kendari

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button