NewsMarket

Goodbye Sukhoi, Kasau Lebih Sreg Pesawat Tempur Rafale dan F-15 EX

TNI Angkatan Udara bakal belanja pesawat tempur generasi 4,5. Yakni, Dassault Rafale (Perancis) dan F-15 EX (Amerika Serikat). Sedangkan Sukhoi kurang  diminati.

“Kami menginginkan pesawat generasi 4,5 dan menginginkan yang ‘heavy’ atau medium ke atas. Karena kita saat ini sudah ada F-16 sudah ada Sukhoi buatan Rusia,” kata Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo saat berbincang dengan media massa pada acara Press Tour dan Media Gathering, di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (22/12/2021).

Saat ini, lanjut Marsekal Fadjar, pilihan pembelian pesawat tempur mengerucut pada dua pesawat, yakni pesawat Rafale buatan Perancis dan F-15 EX buatan Amerika Serikat. “Ini juga hasil pemikiran dari Kementerian Pertahanan,” kata Marsekal Fadjar.

Terkait dengan rencana pembelian Sukhoi Su-35, Fadjar menyebut hal tersebut akan ditinggalkan. “Sukhoi Su-35 dengan berat hati ya kita harus sudah meninggalkan perencanaan itu. Karena kan kembali lagi dari awal, kita sebutkan bahwa pembangunan kekuatan udara sangat bergantung dari anggaran,” jelas Marsekal Fadjar.

Kehadiran pesawat tempur tersebut akan menambah kekuatan TNI AU dalam menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia dari ancaman musuh. “Kalau pesawat mungkin dua sampai tiga skuadron. Insha Allah (lebih dari 30 pesawat),” ujar Kasau.

Menurut Marsekal Fadjar, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto telah memberikan penjelasan kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas mengenai anggaran pengadaan pesawat tempur yang akan digunakan hingga 30-40 tahun ke depan. “Di dalam renstra memang tidak ada, ini memang buah pikiran dan Pak Menhan dengan masukan dari kami juga,” ujarnya.

Mantan Pangkogabwilhan II ini mengaku, tim dari F-15 EX sudah menemuinya untuk membahas rencana pengadaan pesawat tempur tersebut. “Ini sedikit informasi, F-15 EX timnya sudah datang ke saya. Saya tanya kalau hari ini kita sepakat unit awal pertama yang akan kita terima kira-kira kapan? Jawabannya ya kira-kira tahun 2027,” kata Marsekal Fadjar.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button