Market

Gara-gara China, Duit Asing Ramai-ramai Tinggalkan Indonesia

Seiring landainya pandemi COVID-19, China ancang-ancang membuka kembali kegiatan perekonomian. Ini bisa menjadi musibah, aliran modal asing minggat alias capital outflow di Indonesia, bisa tinggi.

Dalam kajian Financial Expert Ajaib Sekuritas yang disampaikan Chisty Maryani dan Ratih Mustikoningsih, Jakarta, Kamis (12/1/2023), dibukanya aktivitas ekonomi di negeri Tirai Bambu, membawa berkah sekaligus musibah bagi Indonesia.

Maksudnya musibah, karena dana-dana asing yang parkir di passar keuangan Indonesia, bakal berpindah ke China. Pulihnya perekonomian China menjadi daya tarik tersendiri bagi pemilik modal global. “Pada akhirnya Indonesia berpotensi kembali mengalami defisit transaksi modal seperti kuartal III 2022,” menurut Chisty dan Ratih.

Sedangkah berkahnya, normalisasi ekonomi China memberikan harapan baru bagi meningkatnya ekspor komoditas Indonesia. Sehingga surplus neraca perdagangan dan surplus transaksi berjalan dapat berlanjut.

Selain membaiknya ekonomi China, peluang bank sentral AS (The Fed) mengerek naik suku bunga acuan di AS atau fed fund rate (FFR) dikhawatirkan pelaku pasar. Hal ini menjadi pemicu capital outflow. “Kebijakan tersebut menjadi tantangan karena memicu capital outflow bagi pasar ekuitas domestik,” sebut Chisty dan Ratih.

Kini, Indonesia memiliki daya tarik ditopang fundamental ekonomi yang cukup solid. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022, tumbuh di kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen.

Sementara pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi ditargetkan bisa 5,3 persen. Naik ketimbang 2022. hanya saja, situasi perekonomian dunia pada 2023 tidak sedang baik-baik saja. Namun sisi positifnya, mobilitas masyarakat normal setelah penghapusan PPKM secara nasional. Diharapkan, ekonomi bisa bergerak cepat.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button