News

Gagasan Jokowisme ‘Disentil’ NasDem: Tidak Ada Pemimpin yang Sempurna

Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali menilai, gagasan Jokowisme yang muncul beberapa waktu belakangan ini, akan menjadi permasalahan yang baru. Menurutnya gagasan tersebut akan berdampak tidak sehat terhadap iklim demokrasi.

Ia mengingatkan gagasan tersebut terlalu mendewakan sosok Presiden Joko Widodo (Jokowi), padahal tidak ada pemimpin yang sempurna. Hal ini dikhawatirkan akan berdampak tidak baik bagi proses peralihan kekuasaan melalui Pemilu 2024.

“Kalau waktu 10 tahun yang sudah kita akan lewati, kita memunculkan satu gagasan kemudian ini menjadi permasalahan baru, Pak Jokowi diberi mandat oleh negara untuk melakukan pembangunan. Apa yang beliau lakukan hari ini ya harus kita akui. Tapi kemudian apa tidak ada lagi hal yang perlu diperbaiki. Yang kita ingin para penggagas bagaimana kemudian program pembangunan berkelanjutan,” ujarnya di Jakarta, dikutip Minggu (14/5/2023).

“Itu berdampak tidak sehat di dalam demokrasi. Bahwa tidak ada yang sempurna, ketidaksempurnaan itu membuat kita selalu melakukan evaluasi dan perbaikan. Maka setiap 5 tahun sekali siklus kekuasaan dilakukan pemilihan,” tambah dia.

Lebih lanjut Ali menilai gagasan yang dicetuskan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu memiliki tujuan politik. Dia mengatakan terlalu terburu-buru jika gagasan Jokowisme dijadikan sebagai gagasan nasional.

“Ya kita pahami lah bahwa mereka tujuannya ingin kepentingan politik dari pada Pak Jokowi. Tapi terlalu terburu-buru untuk menjadikan ini gagasan nasional. Dulu mengkritik Anies sekarang memuja Pak Jokowi kan hal biasa itu dalam politik, bukan sesuatu yang baik ke depannya bagi kita,” tandasnya.

Diketahui gagasan Jokowisme dicetuskan oleh PSI melalui akun Instagram resminya. Dalam keterangan utasan tersebut, menyatakan gagasan ini merupakan sebuah paham progresivitas Indonesia menuju sebuah negara bangsa yang maju, berkeadilan, dan berdaulat dalam makna yang sesungguhnya.

Seluruh pendukung Jokowi pun diajak melalui unggahan tersebut untuk menggemakan sebuah paham yang disebut Jokowisme. Dalam penjelasannya soal gagasan ini, diterangkan bahwa Jokowisme berarti kemajuan Indonesia yang merata. Dijabarkan juga soal capaian pemerintahan Jokowi terkait pembangunan ekonomi.

“Baru di era Jokowi orientasi pembangunan Indonesia tidak lagi Jawa-sentris melainkan Indonesia sentris. Tercatat, Indonesia telah menyelesaikan 66 Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam kurun 2019-2021 di mana distribusinya memperhatikan prinsip 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar). Maka nggak heran rasio nilai investasi PSN terhadap jumlah penduduk yang paling tinggi berada di Indonesia Timur, merujuk pada data Kemenko Ekonomi RI,” tulis utasan tersebut, dikutip Minggu (14/5/2023).

Utasan itu juga menjelaskan bahwa pembangunan berorientasi Indonesia sentris ini sudah berbuah manis. Jokowisme, sambung keterangan itu, bukan hanya soal sosok Presiden Jokowi.

“Jokowisme adalah sebuah paham, sebuah gagasan. Jokowisme adalah sebuah ide besar tentang Indonesia yang hebat, Indonesia yang maju, Tanah Air yang membanggakan. Itu lah Jokowisme,” tutup keterangan itu.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button