Market

Fotonya Mejeng di ATM Himbara, Menteri Erick Kampanyekan AKHLAK

Ketika bertransaksi di ATM bank pelat merah, jangan kaget kalau ada foto Menteri BUMN Erick Thohir. Tak ada maksud prmosi diri namun hanya mensosialisasikan nilai-nilai BUMN.

Dalam diskusi serius tapi santai di acara Kick Andy yang dipandu wartawan senior Andy F Noya, dikutip Selasa (16/11/2021), Menteri Erick memberikan penjelasan lumayan panjang.

Adanya foto atau video pendek Menteri Erick di mesin ATM bank pelat merah, diakuinya tidak ada urusan dengan politik. Apalagi soal pencapresan 2024.

Ya, Menteri Erick benar. Dalam foto maupun video di ATM Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) itu,
dia terlihat sedang menyosialisasikan nilai-nilai BUMN yang dicetuskannya, yaitu AKHLAK. Merupakan singkatan dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif.

Jadi, kata Menteri Erick, aksi tersebut bukan lantaran dirinya ingin masuk bursa capres. Bahwasanya pemanfaatan aset BUMN itu, ditempuh demi mengenalkan nilai-nilai AKHLAK yang dianut BUMN kepada masyarakat.

Dirinya mengaku heran juga ketika dituding melakukan kampanye terselubung untuk Pilpres 2024. Karena, kampanye itu identik dengan urusan politik. “Yang kita kampanyekan itu AKHLAK. Nilai-nilai dari BUMN. Bukan pilih Erick Thohir. Atau misalnya saya membicarakan propaganda keberhasilan saya. Enggak. Itu AKHLAK. Itu konteksnya hari itu,” ujar Menteri Erick.

Dalam hal ini, dirinya merasa tak ada yang salah apalagi aneh, ketika dirinya mengenalkan nilai-nilai AKHLAK yang dianut BUMN. Memanfaatkan aset BUMN untuk kepentingan BUMN, tidak ada yang salah.

Sebelumnya, kata Menteri Erick, aset BUMN pernah digunakan untuk mengampanyekan protokol kesehatan (Prokes) 3M, hingga imbauan vaksinasi COVID-19. “Memang fasilitas BUMN bisa dilakukan selama konteksnya benar, bukan konteksnya yang lari dari situ. Sama ketika kita kampanye kemarin diminta vaksin dan masker, itu Pak Presiden, kita lakukan, dan saya rasa banyak hal yang kita lakukan juga,” ungkap dia.

Selanjutnya dia membandingkan dengan sejumlah menteri yang menggunakan fasilitas instansi yang dipimpinnya untuk mempromosikan sesuatu yang dianggap baik. “Banyak kementerian yang memasang baliho di depan kantornya, apa berarti dia menggunakan fasilitas publik untuk mempromosikan dirinya? Untuk sesuatu? Kan enggak. Memang di depan kementeriannya,” kata dia.

Oleh karena itu, Menteri Erick menilai, konteks mengenalkan AKHLAK dengan memanfaatkan fasilitas BUMN bukanlah hal keliru, termasuk apabila dalam promosi itu menampilkan sosoknya. “Jadi kalau konteksnya itu masih menjadi bagian yang tadi, saya rasa wajar-wajar saja, semua kementerian melakukan itu juga,” kata dia.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button