Market

DPR Dukung Kemitraan Industri Sawit untuk Sejahterakan Petani

Anggota Komisi XI DPR, Andi Achmad Dara mendorong kemitraan industri sawit guna mendorong tumbuhnya ekonomi baru, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.

“Industri sawit menjadi primadona produk ekspor nasional yang menghasilkan devisa nonmigas secara luar biasa. Sehingga kontribusinya terhadap munculnya sentra ekonomi baru, khususnya dalam upaya meningkatkan kesejahteraan petani sawit di daerah,” kata politkus asal Partai Golkar itu, Jakarta, dikutip Senin (28/8/2023).

Dirinya juga menyinggung peran penting Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang sangat penting dalam membangun industri sawit berkelanjutan. Pendapatan yang dihasilkan industri sawit sangat besar. dan berdampak signifikan terhadap kesejahteraan petani.

Bendahara Koperasi Perkebunan Agro Wira Masang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar), Maharsal Indra, merasa terbantu dengan adanya program plasma yang digulirkan PT AMP Plantation, Wilmar Group.

Dia mengapresiasi komitmen perusahaan dalam merealisasikan program plasma sawit yang dilakukan sejak 1997. Program ini, mampu meningkatkan taraf hidup petani plasma secara signifikan. Mendorong perputaran uang di daerah menjadi besar.

“Dulu orang punya motorpun tidak. Sekarang tiap orang punya mobil, motor, bisa membeli lahan, mudah dapat pinjaman bank, tiap hari ada saja yang umroh dan anak-anak banyak yang kuliah,” ujar Maharsal.

Saat ini, kata dia, anggota koperasi berjumlah 2.000 orang, telah menerima hak atas kebun plasma seluas 810 hektare (ha). Dengan menerapkan pengelolaan kebun yang baik, mereka mendapatkan yield tandan buah segar (TBS) hingga 1,5 ton per ha per bulan atau hampir setara dengan kebun milik perusahaan. Hal itu juga didukung oleh kondisi lahan yang subur.

Sekretaris Koperasi Tompek Tapian Kandih, Raboman, menjelaskan bahwa dampak positif dari program plasma ini, bukan isapan jempol belaka.

Pada 1980-1990-an, Raboman masih menjadi karyawan perusahaan HPH (Hak Pengusahaan Hutan). Perekonomiannya meningkat sejak awal 2000 setelah menjadi petani plasma.

Saat ini, koperasi tersebut mengelola lahan plasma seluas 512 ha, dan beranggotakan 256 petani sawit. Pihaknya telah melaksanakan replanting (peremajaan) dengan memanfaatkan dana BPDPKS yang mencapai lebih dari Rp8 miliar.

Wiyono, manager plasma PT AMP Plantation menambahkan, pihaknya telah merealisasikan plasma kurang lebih 35 persen, sejak 1992 sesuai arahan pemerintah.

Perusahaan juga memberikan pendampingan dalam penerapan pengeloaan kebun yang baik, seperti pemupukan, penggunaan bibit unggul, pencegahan penyakit, dan penyediaan infrastruktur di kebun. “Apa yang kami sampaikan ke petani merupakan bentuk tanggung jawab dalam membantu petani sejatera,” ujar Wiyono.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button