Kanal

Flu Burung Sebabkan Kematian pada Manusia, Waspadai Gejalanya!

Seorang perempuan China menjadi yang pertama meninggal dunia akibat dari flu burung. Peristiwa ini menjadi perhatian dunia mengingat semakin mungkin virus dari hewan ini berpindah kepada manusia dan mengakibatkan kematian.

Pada Selasa (11/4/2023), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa wanita berusia 56 tahun asal provinsi selatan Guangdong merupakan orang ketiga yang dikabarkan terinfeksi subtipe flu burung H3N8. Ia menjadi orang pertama yang meninggal dunia. Tiga kasus tersebut terjadi di China dengan dua kasus pertama yang dilaporkan pada tahun lalu.

“Pasien memiliki beberapa kondisi yang mendasarinya. Dia memiliki riwayat terpapar unggas hidup sebelum penyakit itu muncul,” kata WHO dalam pernyataan resmi, seperti diberitakan AFP, Selasa (11/4/2023).

Perempuan yang meninggal itu dilaporkan sempat sakit pada 22 Februari silam sebelum meninggal dunia. Tak hanya itu, perempuan itu juga sempat mendapatkan perawatan di rumah sakit akibat pneumonia parah pada 3 Maret dan meninggal pada 16 Maret.

Berdasarkan pengumpulan sampel dari pasar yang dikunjungi wanita tersebut sebelum dia jatuh sakit, ternyata menunjukkan positif influenza A(H3), yang menunjukkan kemungkinan dari sumber infeksi, kata WHO. Masih menurut WHO, hingga saat ini belum ada kasus yang ditemukan di antara kontak dekat dari wanita yang terinfeksi karena penularannya sendiri berasal langsung dari unggas dan bukan antar manusia.

“Berdasarkan informasi yang ada, tampaknya virus ini tidak memiliki kemampuan untuk menyebar dengan mudah dari orang ke orang, sehingga risiko penyebarannya antar-manusia di tingkat nasional, regional, dan internasional dinilai rendah,” ujarnya. Hingga saat ini, pantauan terkait infeksi flu burung dianggap penting, mengingat kemungkinan mereka berkembang dan dapat mengakibatkan pandemi.

Dilansir dari Reuters pada Kamis (13/4/2023), infeksi sporadis pada penderita flu burung umum terjadi di China, di mana virus flu burung terus beredar di populasi unggas dan burung liar yang besar.  “Penularan virus flu burung dari unggas ke manusia biasanya bersifat sporadis dan terjadi dalam konteks yang spesifik. Sebagian besar infeksi virus flu burung pada manusia yang telah dilaporkan sebelumnya disebabkan oleh paparan unggas yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi,” kata WHO.

Paparan langsung dan tidak langsung

Kasus infeksi virus flu burung pada manusia biasanya disebabkan oleh paparan langsung atau tidak langsung terhadap unggas hidup atau mati yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi.

Infeksi influenza zoonosis pada manusia dapat asimtomatik atau dapat menyebabkan penyakit. Bergantung pada faktor yang terkait dengan virus tertentu dan inang yang terinfeksi, penyakit dapat berkisar dari konjungtivitis atau gejala mirip flu ringan hingga penyakit pernapasan akut yang parah atau bahkan kematian. Gejala gastrointestinal atau neurologis telah dilaporkan tetapi ini jarang terjadi.

National Health Service (NHS) Inggris mencantumkan gejala infeksi virus flu burung, di antaranya suhu tubuh yang sangat tinggi atau merasa panas atau menggigil, otot yang sakit, sakit kepala, dan batuk atau sesak napas. Gejala awal lainnya mungkin termasuk diare, mual, sakit perut, nyeri dada, pendarahan dari hidung dan gusi, serta konjungtivitis. Biasanya, diperlukan waktu tiga hingga lima hari untuk munculnya gejala pertama setelah terinfeksi.

NHS menyarankan untuk mengambil beberapa Langkah pencegahan jika Anda hendak mengunjungi negara dengan wabah flu burang. Seperti sering mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum dan sesudah memegang makanan, khususnya unggas mentah. Juga menggunakan peralatan makan yang berbeda untuk daging matang dan daging mentah, pastikan daging dimasak hingga panas serta hindari kontak dengan unggas dan unggas hidup.

Rekomendasi WHO

WHO mengatakan, karena virus flu burung terus terdeteksi pada populasi unggas, maka kasus-kasus sporadis pada manusia diperkirakan akan terus terjadi di masa depan. WHO juga menekankan bahwa biasanya diperlukan waktu tiga hingga lima hari untuk gejala pertama muncul setelah terinfeksi.

Untuk meminimalkan risiko infeksi, pemerintah harus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menghindari kontak dengan lingkungan berisiko tinggi seperti pasar/peternakan hewan hidup, unggas hidup, atau permukaan yang mungkin terkontaminasi oleh unggas atau kotoran burung.

Disarankan untuk menjaga kebersihan tangan dengan sering mencuci tangan atau menggunakan pembersih tangan berbasis alkohol dan mengenakan pelindung pernapasan saat berada di lingkungan yang berisiko.

Virus influenza terus berevolusi dan wabah besar terjadi di antara populasi hewan, itulah sebabnya WHO menekankan pentingnya pengawasan global untuk mendeteksi setiap perubahan dalam virologi, epidemiologi, dan pola klinis yang terkait dengan virus influenza yang muncul atau beredar, yang dapat menimbulkan ancaman bagi manusia.

Kolaborasi antara sektor kesehatan hewan dan manusia sangat penting. Karena tingkat sirkulasi virus influenza pada hewan tidak jelas, surveilans epidemiologi dan virologi serta tindak lanjut kasus yang dicurigai pada manusia harus dilanjutkan secara sistematis. Berbagi informasi secara tepat waktu sangat penting untuk penilaian risiko.

Variasi virus influenza zoonosis yang menyebabkan infeksi pada manusia mengkhawatirkan dan menuntut peningkatan pengawasan pada populasi hewan dan manusia, serta pemeriksaan komprehensif dari setiap infeksi zoonosis, dan perencanaan untuk pandemi. Untuk mencegah mutasi virus yang dapat mempermudah penularan dari manusia ke manusia, pekerja unggas direkomendasikan untuk menerima vaksinasi influenza musiman.

Back to top button