News

Ferdy Sambo Tak Akui Penembak Pertama Brigadir J Dalam Adegan Rekonstruksi

Rekonstruksi peristiwa pembunuhan terhadap Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J selesai pukul 17.09 WIB. Rekonstruksi ini memakan waktu selama 7,5 jam karena banyaknya adegan yang masing-masing pelaku memiliki pandangan yang berbeda.

Hal ini pula yang menyebabkan munculnya beberapa pemeran pengganti dalam proses rekonstruksi.

“Dalam konfrontir memang ada beberapa pihak yang menolak terutama dari pihak FS, ya kalau dia nolak berarti kan kita pake pemeran pengganti dong. Menurut Bharada E dia di kiri, tapi menurut FS dia di kanan, kalo mereka tidak sepakat ya berarti ya kita harus nunjuk pemeran pengganti,” kata Dirtipidum Mabes Polri Brigjen Andi Rian usai rekonstruksi, di Duren Tiga, Selasa (30/8/2022).

Saat dikonfirmasi mengenai apakah Ferdy Sambo penembak pertama, tidak ada reka adegan tersebut dalam rekonstruksi.

Andi menyebutkan bahwa masing-masing tersangka memiliki sudut pandang yang berbeda saat pembunuhan Brigadir J.

“Masalah dia (FS) nembak atau tidak makanya saya katakan tadi, masing-masing punya pendapat, punya keterangan. Nanti kita akan uji di pengadilan,” tegas Andi.

Kemudian mengenai ada atau tidaknya alat bukti berupa sarung tangan hitam yang dikenakan oleh Sambo saat menembak Brigadir J, serta pisau yang disita oleh penyidik yang berasal dari peristiwa di Magelang, Andi juga enggan menjawab karena menganggap hal tersebut adalah materi penyidikan.

“Itu kan materi penyidikan,” jelas Andi.

Rekonstruksi pembunuhan Brigadir J dimulai sejak pukul 10.00 WIB yang diambil dari dua lokasi, rumah pribadi Ferdy Sambo di Jalan Saguling III, dan rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga.

Diketahui rekonstruksi peristiwa pembunuhan Brigadir J akan memuat 78 adegan, dimana 16 adegan berlangsung di Magelang, 35 adegan di rumah pribadi, dan 27 adegan di rumah dinas Duren Tiga. Pada rekonstruksi ini tidak hanya menghadirkan Sambo, namun juga menghadirkan keempat tersangka lainnya yaitu, Bharada E, Bripka RR, Kuat Ma’ruf, dan Putri Candrawathi.

Proses rekonstruksi dilakukan secara semi tertutup, dimana seluruh wartawan hanya diperbolehkan berada di luar rumah pribadi dengan diberi jarak 20 meter. Dan hanya TV Polri yang diizinkan meliput ke dalam.

Misteri Sarung Tangan Hitam

Sebelumnya, Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono menyebut, sarung tangan hitam yang digunakan Ferdy Sambo saat mengeksekusi Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dibuang di tengah jalan.

Meski demikian, keterangan Wakapolri mengenai sarung tangan hitam milik Ferdy Sambo selaras dengan informasi yang didapat tim inilah.com dari sumber beberapa waktu lalu.

Menurut sumber itu, Ferdy Sambo sebenarnya merupakan penembak pertama Brigadir J.

”FS (Ferdy Sambo) pelaku penembak kepala,” kata sumber itu.

Masih menurut sumber, Timsus Polri sejatinya sudah mengantongi informasi mengenai Ferdy Sambo merupakan penembak pertama Brigadir J. Informasi tersebut disampaikan langsung oleh Bharada E kepada Kapolri Listyo di rumah dinas.

“Bharada E saat kejadian berada di tangga (rumah) dan melihat Sambo pegang senjata sementara Brigadir J sudah bersimbah darah di dekat Sambo,” kata sumber itu.

Kesaksian tersebut juga sesuai dengan pengakuan Bripka Ricky yang mengaku melihat Ferdy Sambo mengenakan sarung tangan warna hitam dan memegang senjata keluar dari kamar tidur rumah dinas.

Bripka Ricky mengetahui hal itu ketika masuk ke kamar tidur Ferdy Sambo dan istrinya, Putri Candrawathi usai mendengar bunyi tembakan.

Mendadapati informasi itu, Kabareksrim Komjen Agus Andrianto dibantu personel Brimob berupaya mencari sarung tangan hitam dan senjata yang dipegang Ferdy Sambo itu.

Pencarian sarung tangan hitam itu sempat berimbas kepada diundurnya pelaksanaan konferensi pers Kapolri yang mengumumkan penetapan tersangka Ferdy Sambo pada Selasa (9/8/2022) lalu.

Awalnya, konferensi pers itu dijadwalkan pada pukul 15.00 WIB, namun dimundur hingga setelah Shalat Magrib.

Kendati sudah menggelar pencarian selama lima jam, sumber inilah.com menyebut, pencarian sarung tangan dan senjata Ferdy Sambo tidak kunjung membuahkan hasil. Timsus tidak berhasil menemukan sarung tangan hitam tersebut.

Akhirnya konferensi pers pada Selasa malam hanya mengumumkan Ferdy Sambo sebagai pemberi perintah penembakan Brigadir J, bukan sebagai pelaku penembak pertama.

Sarung tangan dan senjata yang digunakan Ferdy Sambo untuk menembak kepala Brigadir J dari belakang pun hingga kini masih menjadi misteri.

Terkait teka teki apakah Ferdy Sambo ikut menembak Brigadir J, kepada media Listyo menyatakan, Timsus masih harus melakukan pendalaman terhadap saksi-saksi dan pihak terkait.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button