News

Serangan Hamas ke Israel, dari Roket hingga Pasukan Paramotor

Diawali dengan serangan ribuan roket, para pejuang Hamas menggelar serangan umum ke berbagai wilayah Israel pada Sabtu (7/10/2023) pagi waktu setempat. Serangan yang membuat banyak pihak terkejut itu sebagai balasan atas serangkaian penangkapan dan pembunuhan pejuang Palestina di wilayah Tepi Barat dan sikap agresif Israel di kompleks Masjid Al Aqsa.

Mengutip Al Jazeera, Minggu (8/10/2023), serangan ribuan roket itu membuat sistem pertahanan udara Irone Drome Israel jebol. Akibatnya, banyak roket-roket tersebut mencapai target dan menimbulkan kerusakan di wilayah pendudukan Israel.

Tak sampai di situ, drone-drone para pejuang Hamas juga aktif melakukan serangan ke berbagai titik pertahanan pasukan Israel dan berhasil menimbulkan kerusakan sistem radar dan pos pengamatan.

Serangan para pejuang HAMAS dilanjutkan dengan infiltrasi pasukan penyerbu dari darat, laut bahkan udara. Di perbatasan Israel-Gaza, pasukan penyerbu menjebol benteng-benteng pembatas dan merangsek masuk ke berbagai kota Israel.

Sejumlah pejuang Hamas juga menggunakan paramotor (paralaying dengan pendorong mesin berbaling-baling) menerobos pertahanan perbatasan pasukan Israel. Dari berbagai titik pantai pasukan katak para pejuang Hamas ini juga menerobos masuk ke beberapa kota Israel.

Postingan beberapa media sosial memperlihatkan, serangan yang diberi sandi ‘Badai Al-Aqsa’ itu menewaskan puluhan pasukan Israel. Sejumlah personel militer Israel termasuk Mayor Jendral Nimrod Aloni diculik para pejuang Hamas.

Menanggapi, serangan tersebut, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan keadaan darurat perang dan memerintahkan pasukan Israel melakukan serangan besar-besaran ke kantong-kantong pejuang Hamas.

Selain serangan pasukan darat, Israel juga mengencarkan serangan udara ke wilayah Jalur Gaza. Sumber dari Kementerian Kesehatan Palestina mengakui, serangan udara Israel telah menewaskan 232 warga Gaza dan melukai 800 orang lainnya.

Salah satu petinggi Hamas, Saleh Al-Arouri, mengatakan bila pihaknya berhasil mengangkap sejumlah pasukan Israel dan mengamankannya di tempat yang tidak disebutkan. Tawanan-tawan itu, kata dia, cukup untuk membebaskan semua warga Palestina yang saat ini di tahan di penjara Israel.

Saleh menegaskan, operasi ‘Badai Al-Aqsa’ masih terus berlangsung dan ia memastikan perang kali ini akan berlangsung panjang.  

“Kami telah menawan sejumlah personel militer Israel. Apa yang kami punya saat ini cukup untuk membebaskan saudar-saudara kami yang ditahan oleh Israel,” katanya.
 

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button