Market

Era Disrupsi, Ketua BEM Siap Ladeni Tantangan Menteri Erick

Ketua BEM Muhamad Abdul Muhtar menyambut ‘tantangan’ Menteri BUMN, Erick Thohir. Mahasiswa jangan hanya sibuk di pergerakan. Berperan aktif membangun ekonomi bangsa.

Kata Muhtar, pernyataan Erick Thohir tentu saja bukan tanpa sebab. Potensi Indonesia menjadi negara besar dan maju, khususnya dari segi ekonomi, sangatlah terbuka. Lantaran Indonesia punya modal kuat. Salah satunya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang rata-rata 5 persen.

“Saya rasa sudah tepat apa yang dikatakan Erick Thohir. Kita selaku mahasiswa adalah subyek pembangunan serta agen perubahan untuk Indonesia. Punya tanggung jawab besar untuk memajukan perekonomian Indonesia,” paparnya, Sabtu (9/7/2022).

“Apalagi Bangsa Indonesia, memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Jadi kita harus berfikir maju, saling berkolaborasi demi kemajuan perekonomin Indonesia di masa depan,” imbuhnya.

Muhtar bilang, tidak ada yang salah dari ucapan Erick Thohir. Saat ini, ada 5 tren yang sulit dibendung di era disrupsi global. Yakni, geo-ekonomi, demografi, lingkungan, teknologi, dan kesehatan.

“Jadi kita juga harus bisa memahami materi yang di sampaikan Erick Thohir secara menyeluruh agar bisa dapat kita pahami subtansinya,” tuturnya.

Dalam kuliah umum di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah. Selasa (5/7/2022), Menteri Erick menyatakan, tantangan generasi saat ini, bukan hanya sibuk di dunia pergerakan.

Tetapi perlu untuk mengisi peluang yang ada dengan pendidikan, profesionalisme, serta menjadi pengusaha atau wirausaha baru Indonesia.

“Jangan hanya sibuk pergerakan. Sudah waktunya hari ini kalian semua mengisi, karena lihat nanti di Indonesia itu jumlah penduduknya 318 juta, middle class-nya, kelas menengahnya 223 juta, ini besar sekali,” kata Menteri Erick.

Selain itu Menteri Erick menjelaskan tentang potensi ekonomi digital Indonesia (EDI) yang sangat besar karena saat ini, kontribusi EDI terhadap produk domestik bruto (gross domestic product/GDP) pada level 4 persen dan diproyeksikan menjadi 18 persen pada tahun 2030.

“Indonesia memerlukan 17 juta tenaga kerja yang melek teknologi (tech-savvy). Universitas diharapkan dapat mendorong pengembangan pendidikan dalam memenuhi kebutuhan tersebut,” kata Menteri Erick.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button