News

Enam Wartawan Ditangkap Karena Rekaman Presiden Sudan Selatan Mengompol

Enam wartawan telah ditahan oleh pasukan keamanan Sudan Selatan, Jumat (6/1) lalu atas rekaman berisikan presiden negara itu tengah ngompol, yang kemudian viral. Klip yang difilmkan selama acara resmi itu menunjukkan Presiden Sudan Selatan, Salva Kiir,  berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan. Awalnya tidak ada yang menyadari noda menyebar di celana serta genangan air yang terbentuk di kakinya. Kamera tiba-tiba berbalik setelah Kiir dan para pengawalnya tampak sadar apa yang terjadi.

Pada Jumat itu Committee for Protect Journalist (CPJ) melaporkan bahwa enam jurnalis untuk Perusahaan Penyiaran Sudan Selatan (SSBC) yang dikelola negara telah ditahan Pasukan Keamanan Nasional tersebut karena dicurigai merilis rekaman itu ‘secara tidak sah’.

CPJ, mengutip laporan media dan para sumber yang berbicara tanpa menyebut nama dengan alasan keamanan, menyebut mereka yang ditahan meliputi direktur ruang kontrol Joval Tombe, operator kamera dan teknisi Victor Lado, operator kamera Joseph Oliver dan Jacob Benjamin, operator kamera dan teknisi Mustafa Osman, dan teknisi ruang control, Cherbek Ruben.

Muthoki Mumo, perwakilan CPJ untuk Afrika sub-Sahara mengatakan,  penangkapan itu cocok dengan “pola personel keamanan yang melakukan penahanan sewenang-wenang setiap kali pejabat menganggap liputan media tidak menguntungkannya”.  “Pihak berwenang harus membebaskan enam karyawan SSBC ini tanpa syarat dan memastikan bahwa mereka dapat bekerja tanpa intimidasi lebih lanjut atau ancaman penangkapan,” kata Mumo.

Persatuan Jurnalis Sudan Selatan (UJOSS)–yang awalnya membantah laporan adanya jurnalis yang ditangkap karena video tersebut—belakangan menyerukan digelarnya penyelidikan yang cepat untuk kasus itu.

“Jika ada kasus pelanggaran atau pelanggaran profesional yang prima facie maka biarkan pihak berwenang mempercepat proses administratif atau hukum untuk menangani masalah ini secara adil, transparan [sic] dan sesuai dengan hukum,”kata serikat pekerja pers di Sudan Selatan.

Mengutip seorang pegawai televisi negara secara anonim, situs berita independen Sudans Post melaporkan polisi telah mencari jurnalis yang merekam “kecelakaan publisitas” yang menimpa Kiir. Seorang pejabat SSBC berkata kepada outlet independent, Radio Tamazuj bahwa penyiar tidak menyiarkan rekaman tersebut.

Video itu dibagikan secara luas di media sosial bulan lalu, memicu pertanyaan tentang kondisi kesehatan dan kebugaran presiden berusia 71 tahun itu untuk memerintah negara yang bergulat dengan konflik, kelaparan, dan perubahan iklim. Tapi itu juga memicu perdebatan sengit tentang etika memosting rekaman seperti itu di media sosial, atau paling tidak tuduhan kurangnya empati terhadap orang yang lebih tua.

Kiir telah memerintah Sudan Selatan sejak kemerdekaannya pada tahun 2011, sebuah masa jabatan yang dirusak oleh berbagai pertempuran dengan kelompok sempalan dari Gerakan Pembebasan Rakyat Sudan. Peerang ini telah mengakibatkan tewasnya ratusan ribu orang dan menimbulkan kekerasan seksual, tindakan keras terhadap oposisi, dan korupsi politik.

Tidak ada Pemilihan Umum yang diadakan di negara itu sejak Kiir mengambil alih kekuasaan, meskipun pemungutan suara dijadwalkan digelar pada 2024 mendatang. [The Guardian]

Back to top button