Market

Emas, Investasi Jadul Minim Risiko dan Janjikan Cuan

Kondisi perekonomian dunia tidak sedang baik-baik saja. Hal ini selain pengaruh pandemi juga konflik Rusia dan Ukraina yang menyeret ekonomi di banyak negara menuju resesi. Investor pun mulai was-was.

Kondisi geopolitik yang tidak menentu membuat banyak orang bingung elemen investasi apa yang aman namun tetap cuan. Satu jenis produk investasi yang terbilang populer di Indonesia adalah emas. Emas kerap kali disebut sebagai investasi yang jadul karena zaman sekarang banyak yang lebih suka saham, reksadana, ataupun kripto.

Tabungan logam mulia ini memiliki risiko rendah tetapi mampu menjaga nilai rupiah dari inflasi. Emas juga bisa melindungi aset dari ketika dunia sedang berada dalam ketidakpastian ekonomi atau politik yang menyebabkan pasar lebih fluktuatif. Sebab harganya yang stabil dan tidak terdepresiasi seperti nilai uang. Inilah kenapa emas banyak dijadikan sebagai lindung nilai (hedging).

Risiko emas cenderung kecil karena tingkat volatilitasnya yang tidak besar. Sehingga aman menyimpannya dalam jangka panjang. Masih ingat saat 2020 lalu ketika masa pandemi awal, ekonomi dunia seperti lumpuh namun harga emas dunia di pasar spot melonjak 25,01 persen. Kala itu, emas jadi salah satu aset dengan kinerja terbaik.

Apalagi saat ini kondisi ekonomi juga bisa dikatakan tidak lebih baik. Tingginya inflasi AS dan keputusan menaikkan suku bunga membuat banyak ketidakpastian yang menyebabkan ekonomi global tidak menentu. Kondisi ini juga terimbas peningkatan harga komoditas global seiring masih terjadinya perang Rusia dan Ukraina.

“Apalagi ketegangan China-Taiwan serta semenanjung Korea juga meningkat membuat emas akan balik sebagai instrumen investasi baik pendek maupun panjang,” jelas Ibrahim Assuaibi, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, baru-baru ini.

Masih munculnya ketidakpastian geopolitik, konflik antara Rusia dan Ukraina, serta pandemi yang masih berlangsung, kemungkinan akan mendukung harga emas. Faktor ketidakpastian ini yang malah kerap membuat harga emas menjadi terkerek naik.

Minim Risiko

Berinvestasi emas menjadi salah satu pilihan investasi yang aman dan menguntungkan, karena dalam jangka panjang harganya cenderung terus meningkat. Selain itu, emas mudah diuangkan saat Anda membutuhkan dana untuk keperluan mendesak, baik dengan dijual maupun digadaikan. Pilihan bentuknya juga beragam. Ada koin, batangan, hingga perhiasan.

Pemilik perusahaan perdagangan dinar dan emas asal Malaysia DEET Holding Berhad Haji Mustafa Rabani mengungkapkan keunggulan tabungan emas karena nilainya terus naik. Sementara bila terjadi penurunan tidak akan terlalu besar dan akan tetap menjaga nilai mata uang di suatu negara terhadap inflasi. “Kalau kita menyimpan emas tidak ada kerugian,” kata Mustafa.

Investasi emas juga sama halnya dengan menabung dalam bentuk mata uang. Apalagi saat ini tersedia investasi emas dengan nilai beragam. Nominal tabungan emas tak terbatas sehingga masyarakat bisa menyimpan dengan jumlah berapapun di dalam tabungan emas tersebut.

Namun, perencana keuangan Bareyn Mochaddin mengingatkan, jika seseorang ingin berinvestasi logam mulia, tentu harus memahami kebutuhan dan pencapaian investasinya. “Imbal hasil dari emas seperti apa yang dicari? Apa kebutuhannya?” tegas Bareyn.

Menurutnya, kenaikan suku bunga The Fed memang melemahkan nilai emas. Hanya saja, secara historis harga emas terus naik seiring dengan waktu. Jika saat ini sedang turun, ada kemungkinan nanti bisa naik lagi dan ambil profit saat naik nanti. “Sebaiknya disimpan untuk jangka waktu yang panjang. Beli saat turun dan emas juga bisa digunakan sebagai instrumen untuk menyimpan dana darurat,” kata Bareyn.

Tips Bagi Investor Baru

Ada beberapa hal yang menjadi perhatian saat berinvestasi emas. Yang terpenting adalah menentukan tujuan investasi itu sendiri. Misalnya apakah emas ini untuk investasi jangka panjang seperti dana pensiun, pendidikan anak, liburan, berangkat haji atau tujuan lainnya dalam jangka 5-10 tahun ke depan. Atau sekaligus juga berfungsi sebagai perhiasan.

Anda juga harus memahami kadar karat adalah ukuran tingkat kemurnian emas. Logam mulia atau emas batangan memiliki tingkat kemurnian 99,9 persen karena tidak ada campuran jenis logam lainnya seperti perak, platinum, dan logam lainnya.

Logam mulia yang dibeli sebaiknya pada sumber terpercaya. Misalnya untuk Indonesia, bisa diperoleh dari PT Aneka Tambang (Antam) atau PT Pegadaian atau tempat lainnya yang terpercaya.

Sebagai informasi, Antam merupakan satu-satunya perusahaan yang memiliki pengolahan dan pemurnian emas di Indonesia yang tersertifikasi London Bullion Market Association (LBMA). Dengan begitu, Antam menjamin produk dan kualitas logam mulia.

Ada baiknya untuk investasi emas ini dilakukan secara rutin. Misalnya mengalokasikan dana setiap bulan atau secara periodik dari penghasilan Anda. Dengan cara ini tentu dapat lebih memaksimalkan cuan di masa mendatang.

Perhatikan pula perkembangan harga emas. Setiap harga, logam mulia terus berubah. Saat harga tengah turun, ini menjadi momentum untuk membeli emas. Lalu, dapat menjualnya di saat harga logam mulia mulai naik atau saat ada kebutuhan khusus lainnya.

Yang juga jangan dilupakan adalah tempat penyimpanan. Saat ini banyak perbankan menawarkan fasilitas safe deposite box yang bisa digunakan untuk menyimpan logam mulia. Namun, biasanya ada biaya tambahan yang harus kita keluarkan. Menyimpan dalam brangkas di rumah bisa menjadi pilihan meskipun tetap memiliki risiko kemalingan.

Dari pada menyimpan uang di lemari, investasi logam mulia memang jauh lebih menjanjikan. Namun, tetap harus hati-hati terhadap pihak-pihak yang menawarkan janji keuntungan lebih besar namun sebenarnya hanya aksi tipu-tipu. Jangan tergiur dengan janji manis keuntungan besar nan singkat di bisnis logam mulia. Jadilah calon investor yang cerdas, dan tetap kritis ketika mendapat tawaran investasi emas jangan sampai terjebak bisnis bodong.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button