Market

Indonesia Masuk BRICS, Ekonom: Hati-hati ‘Jebakan’ Rusia dan China

Terkait usulan Indonesia gabung dengan BRICS (Brazil, Rusia, India, China, South Africa), sebaiknya tak perlu latah. Hati-hati dengan ‘nafsu besar’ Rusia dan China ingin menguasai perekonomian dunia.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyarankan pemerintah Indonesia untuk tidak perlu ikut arus untuk bergabung dengan BRICS. Karena Indonesia sudah menjadi G20 yang notabene BRICS. “Sebenarnya tidak perlu ikut ikutan arus untuk bergabung ke BRICS, toh anggota BRICS dengan G20, itu-itu juga,” ungkap Bhima kepada Inilah.com, Jakarta, Selasa (2/5/2023).

Dia pun mengingatkan Indonesia untuk waspada dengan China dan Rusia yang terkesan kuat ingin mendominasi forum kerja sama internasional itu. Misalnya, upaya dedolarisasi yang didorong BRICS, ujung-ujungnya disuruh menggunakan mata uang China yakni Yuan. “Padahal dedolarisasi bisa juga menggunakan rupiah dengan mata uang negara-negara ASEAN, atau lainnya. Saya kira itu lebih konkret,” ungkapnya.

“Kalau latah dalam perebutan pengaruh global, saya khawatir Indonesia malah akan dicap pro China-Rusia. Kalau itu terjadi, justru merugikan posisi Indonesia. Memang ekonomi di negeri barat, sedang mengalami krisis berat, mulai krisis energi hingga finansial,” imbuhnya.

Namun demikian, kata Bhima, bukan berarti perekonomian negara anggota BRICS aman dari krisis. Sebut saja China, saat ini tengah menghadapi krisis properti yang belum usai. “Ditambah pemulihan ekonomi yang ditunjukkan oleh indikator manufaktur China yang terus melemah. Prospek China pun tidak pasti,” pungkasnya.

Asal tahu saja, BRICS yang merupakan kumpulan dari sejumlah negara maju dan berkembang, yakni Brasil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan, menguasai 31 persen GDP (Gross Domestic Bruto) dunia. Lebih tinggi ketimbang kelompok 7 negara dengan perekonomian maju (G7). Beranggotakan Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat. Di mana, GDP dari Group of seven ini, menguasai 30 persen dunia.

Sebelumnya, pengusaha sekaligus Youtuber, Mardigu Bossman mendorong Indonesia segera masuk BRICS. Karena, dampak ekonominya cukup besar bagi Indonesia. Apalagi kalau Arab Saudi jadi masuk BRICS. “Kalau bicara interest nation, Indonesia jelas perlu masuk BRICS ini,” kata dia dalam tayangan Yotutube.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button