Market

Ekonom Muhammadiyah Usul Tahun Pertama Prabowo Bangun Penjara Koruptor dan Mafia


Ekonom PP Muhammadiyah, Buya Anwar Abbas mengaku miris engan maraknya praktik koruptif di Indonesia yang berdampak kepada besarnya kebocoran anggaran.

Dalam rilis kepada Inilah.om, Sabtu (15/6/2024), Buya Anwar menyebut perilaku korupsi sebagai bentuk pengkhianatan terhadap bangsa, semakin marak di era reformasi.

“Kalau zaman orde baru, kata Mahfud MD, praktik korupsi boleh dikatakan dalam tanda kutip hanya ada di lembaga eksekutif saja. Tapi sekarang sudah merebak ke lembaga legislatif dan yudikatif,” kata Buya Anwar.

“Jadi masalah korupsi ini benar-benar sudah sangat memprihatinkan kita semua. Saya ingat kata-kata begawan ekonomi kita, almarhum Prof Sumitro Djoyohadikusumo,” ungkapnya.

Kala itu, lanjut Buya Anwar, Prof Sumitro Djoyohadikusumo yang merupakan orang tua dari Prabowo Subianto, presiden terpilih 2024-2029, menyebut kebocoran atas APBN mencapai 30 persen.

“Coba bayangkan jika kita sebagai bangsa bisa mencegah kebocoran tersebut, berarti kita menyelamatkan dana APBN sekitar Rp1.000 triliun,” ungkapnya.

Selanjutnya,Buya Anwar berharap, pemerintahan baru yang dijalankan Prabowo-Gibran, bersikap keras dan tegas terhadap segala bentuk korupsi yang merugikan keuangan negara.

“Kalau perlu, program setahun pertama Prabowo sebagai presiden adalah membangun penjara. Tahun kedua menangkapi para koruptor dan mafia. Menjebloskan mereka ke dalam penjara yang telah dibangun di tahun pertama,” papar Wakil Ketum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Itu.
 

Back to top button