News

Ekonom: Masih Banyak Komisaris Titipan, Kinerja BUMN Melorot

Mungkin tak banyak yang tahu, Sukmawati Soekarnoputri, adik Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati, ternyata menjabat komisaris PT Waskita Karya Realty, anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk.

“Banyak sekali komisaris BUMN, saat ini, bukan dari kalangan profesional. Mereka dulunya barisan pendukung atau relawan Jokowi, kemudian masuk. Lebih kental politik balas budinya,” ungkap Ekonomi dari Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan, Jakarta, Jumat (12/11/2021).

Padahal, kata dia, tugas komisaris di sebuah korporasi, sangatlah penting. yakni menjadi pengawas roda perusahaan. Sayangnya, banyak sekali komisaris yang asal pilih itu, tidak bisa menjalankan tugas secara optimal. “Banyak komisaris enggak ngerti baca neraca perusahaan. Akibatnya, perusahaan pelat merah khususnya yang karya, banyak yang merugi,” tegasnya.

Dikaitkan dengan Sukmawati yang terpilih menjadi komisaris Waskita Realty pada 24 Juni 2021, analisa Anthony boleh jadi benar. Bahwa, maraknya komisaris ‘titipan’ berdampak kepada jebloknya performance perusahaan.

Benar saja, Waskita Karya sang induk usaha, menderita utang Rp90 triliun hingga akhir 2019. Terdiri dari utang kepada perbankan dan obligasi senilai Rp70 triliun. Sisanya yang Rp20 merupakan utang Waskita kepada vendor.

Beban utang super jumbo itu muncul lantaran Waskita sering mendapat penugasan membangun jalan tol. Ada dua proyek tol besar yang digarap yakni Trans Jawa dan Trans Sumatera.

Untuk melunasi utangnya itu, Waskita terpaksa melego jalan tol miliknya dengan harga obral.
Media sosial dihebohkan dengan kabar Tol Cibitung-Cilincing dijual rugi sebesar Rp 8,36 triliun. Kabar itu menyebar di media sosial, berupa foto tangkapan layar dua berita, masing-masing berjudul ‘Biaya Konstruksi Tol Cibitung-Cilincing Bengkak Menjadi Rp 10,80 Triliun’ dan ‘Tol Cibitung-Cilincing Resmi Terjual Rp 2,44 Triliun’.

Iwan Purwantono

Mati dengan kenangan, bukan mimpi
Back to top button