Market

Ekomomi Digital Rp5,6 Ribu Triliun di 2030, BNI Rangkul BPD demi Transformasi Digital

Selasa, 13 Des 2022 – 11:06 WIB

Ekomomi Digital Rp5,6 Ribu T, BNI Rangkul BPD demi Transformasi Digital- inilah.com

Kegiatan BNI-BPD Synergy Gathering 2022 pada 8-9 Desember 2022 di Nusa Dua, Bali. (Foto: Antara/Humas BNI)

Ekonomi keuangan digital diproyeksikan mencapai Rp5,6 ribu triliun pada 2030. Untuk itu, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI memperkuat sinerginya dengan berbagai Bank Pembangunan Daerah (BPD).

Upaya itu dilakukan melalui kegiatan BNI-BPD Synergy Gathering 2022 pada 8-9 Desember 2022 di Nusa Dua, Bali. Dengan mengusung tema ‘Synergy to Accelerate Digital Transformation and Global Market Penetration’, BNI mengedepankan tujuan sinergi untuk memperkuat inovasi layanan keuangan digital terutama akselerasi transformasi digital.

Gunanya untuk memberikan layanan keuangan digital bagi nasabah BPD. Sinergi tersebut juga bertujuan untuk membangun ekosistem daerah dengan investasi yang lebih efisien serta mendukung BPD untuk penetrasi bisnis ke pasar global.

“Adaptasi masyarakat Indonesia terhadap perkembangan digitalisasi saat ini semakin meningkat dan secara langsung akan membuka peluang pertumbuhan ekonomi,” kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti dalam acara BNI-BPD Synergy Gathering, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Selasa (13/12/2022).

Ekonomi keuangan digital Indonesia, sambung Destry, akan bertumbuh dan meningkat hingga mencapai US$360 miliar atau pada 2030. Mengacu pada kurs rupiah Rp15.679,30 per dolar AS, angka itu setara Rp5.644,54 triliun.

“Tingginya angka tersebut diperkuat penetrasi internet yang tinggi serta semakin meratanya konsumen digital, bukan hanya penduduk kota besar tetapi mulai masuk ke penduduk daerah. Indonesia diperkirakan bertumbuh rata-rata mencapai 22 persen per tahun,” ujar Destry.

Dalam kesempatan yang sama, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Slamet Edy Purnomo mengungkapkan pentingnya BPD memperkuat kolaborasi dengan bank umum seperti yang sedang dilakukan oleh BNI, antara lain untuk dapat mengoptimalkan potensi perekonomian digital di daerah.

Sementara Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebutkan, peningkatan transformasi digital di sektor perbankan sangat diperlukan untuk menggarap berbagai peluang serta mampu menjawab tantangan saat ini. Itu baik melalui digitalisasi ekonomi maupun interkonektivitas global, yaitu salah satunya terkait sistem pembayaran lintas negara.

BNI sebagai salah satu dari 10 perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar saat ini sangat terbuka untuk melalukan berbagai kolaborasi. Pada triwulan III 2022 BNI mencetak pendapatan operasional sebelum pencadangan atau Pre-Provision Operating Profit (PPOP) sebesar Rp25,8 triliun atau total aset sebesar Rp943,6 triliun.

Saat ini BNI gencar menjalin sinergi dan kolaborasi dengan berbagai BPD di hampir seluruh Indonesia. Sejauh ini BNI telah bekerja sama dengan beberapa BPD dalam perluasan jaringan, antara lain Bank Sumut, Bank Jateng, Bank Papua, BPD Bali, Bank Jateng, Bank Jatim, Bank Sulut Go, Bank Kalsel, Bank Kaltimtara, Bank Kalbar, Bank Bengkulu, Bank Nagari, Bank DKI, dan Bank NTB Syariah.

“BNI sebenarnya sudah lama menjalin kerja sama dengan berbagai BPD terutama dalam hal peningkatan kapabilitas dan kerja sama treasury seperti money market line. Sinergi ini yang kemudian kami perluas dan perkaya dengan berbagai solusi keuangan yang lebih komprehensif dari BNI grup termasuk perusahaan anak kami,” ungkap Royke.

Untuk itu ia menuturkan sinergi BNI dengan BPD dapat mengoptimalkan kerja sama yang telah lama terjalin dengan semangat percepatan transformasi digital dan memperkuat penetrasi ke pasar global. Sinergi BNI dengan BPD secara umum meliputi kerja sama produk dan layanan untuk consumer banking, business banking dan treasury, serta peningkatan kapabilitas lainnya.

Beri Komentar (menggunakan Facebook)

Back to top button